Mohon tunggu...
Arum Nurjanah
Arum Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya berenang, traveling, dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

13 Desember 2024   09:51 Diperbarui: 13 Desember 2024   09:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     1. Perbedaan Biologis

          Menurut Djamarah (2010), tidak ada seorang pun yang memiliki kondisi jasmani yang persis sama, bahkan terhadap anak kembar dari satu sel telur pun tetap terdapat perbedaan dalam aspek jasmani. Perbedaan itu seperti pada jenis kelamin, bentuk tubuh,
warna rambut, warna kulit, bentuk mata, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada
aspek biologis (biasa disebut juga dengan istilah fisiologi) yang dimaksud, dalam perspektif Slameto (2010), yaitu: (1) faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit, dan (2) cacat tubuh. Cacat tubuh yang dimaksud adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan, seperti buta, tuli, bisu, lumpuh, dan lain sebagainya. Menurut Baharuddin (2010), menyatakan bahwa antara bentuk tubuh dan watak seseorang terdapat korelasi tertentu Aspek biologis ini tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang tidak penting, karena pengelolaan pengajaran maupun pengelolaan sekolah seharusnya menyesuaikan kepada aspek ini. Kalau tidak, tentunya suasana belajar mengajar tidak akan kondusif. Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku manusia tersebut, freud kemudian membedakan kepribadian menjadi atas tiga unit mental atau struktur psikis, yaitu id, ego, dan superego.

  •           Id merupakan aspek biologis kepribadian karena berisikan unsur - unsur biologis, termasuk di dalamnya dorongan- dorongan dan implus-implus instnkif yang lebih dasar. Id merupakan realitas psikis yang sesungguhnya karena hanya merupakan dunia batin/ dunia subjektif.
  •           Ego merupakan aspek psikologis kepribadian karena timbul dari kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan instinkif organisme dengan keadaan lingkungan.
  •           Superego adalah aspek sosiologis kepribadian karena merupakan wakil nila-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya melalui berbagai perintah dan larangan.

     2. Perbedaan individu

          Perbedaan individual diantara anak didik merupakan hal yang tidak mungkin dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut. , Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang dewasa, dan apakah ia berada didalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan.

          Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka "perbedaan" dalam "perbedaan individual" menurut Landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi yang aspek fisik maupun psikologis.

     3. Perbedaan Psikologis

          Menurut Khadijah (2006), perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat, motivasi, dan kepribadian. Ketiga faktor psikologis ini berkorelasi positif dengan hasil belajar yang dicapai. Dalam kondisi minat yang besar terhadap pelajaran, motivasi yang tinggi untuk belajar, dan kemampuan memori yang maksimal, maka hasil belajar yang dicapai juga akan maksimal.

     4. Perbedaan Intelegensi

          Perbedaan inteligensi ini terutama berkaitan dengan perolehan belajar. Menurut ackerman (dalam Berliner & calfee,) proses perolehan belajar ini tersusun dari tiga fase yang masing-masing membutuhkan kemampuan intelektual yang berbeda-beda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonomi. Salah satu ciri kematangan intelektual siswa adalah kemampuannya mentoleransi ketidakpastian, menahan persetujuan, kemampuan untuk menghadapi kontradiksi, serta mengakui manfaat atas konsep dan pendapat yang berlawanan tanpa skeptisme dan rivalitas. Orang yang sudah matang intelektualnya tidak akan mengembangkan sikap antagonistic ketika terjadi perbedaan pendapat.

     5. Perbedaan bakat

          Meski istilah bakat dan inteligensi sering digunakan dengan maksud yang sama, namun bakat hanyalah salah satu karakteristik inteligensi. bakat sebagai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dianggap sebagai gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan sebagian pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respons seperti kemampuan berbahasa, kemampuan music dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu meliputi Bagian pribadi material yang kuantitatif, dan Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun