Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istriku Dipelet Dukun Cabul

14 Desember 2019   20:39 Diperbarui: 14 Desember 2019   20:43 4735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana bisa menduga kalau istrimu diguna-guna?" tanya saya memotongnya.

"Saya melihat dari perilakunya yang tidak seperti biasanya, Kang. Saya sendiri mulanya keheranan. Setiap malam Selasa dan malam Jumat kliwon, istri saya suka membakar dupa dan kemenyan. Padahal sebelumnya tak pernah sekalipun melakukan ritual seperti itu.

Selain itu, iapun selalu saja mengolesi anggota tubuhnya dengan minyak wangi yang baunya jauh berbeda dengan farfum yang biasa ia gunakan. Iya, serupa yang biasa digunakan orang pintar begitu."

"Tapi bagaimana awal mula Mang X dengan istri bisa mengenal orang pintar, alias dukun itu?" tanya saya.

"Semula kami punya masalah keuangan, Kang. Maksud saya istri saya punya simpanan di koperasi. Tapi ketika setiap kali akan diambil, pengurus koperasi selalu saja menghindar. Alasannya inilah, itulah... Sampai ahirnya istri saya mendapat saran dari koleganya. Sesama anggota koperasi. Kebetulan teman istri saya itu juga punya tabungan di koperasi. Dan temannya itu berhasil mengambil tabungannya berkat bantuan orang pintar.

Bisa jadi istri saya pun tertarik untuk menggunakan jasa orang pintar yang disarankan temannya. Ia pun mengajak saya untuk mendatanginya. Padahal sebelumnya saya sendiri tidak biasa berhubungan dengan dukun. Hanya saja karena permintaan istri sendiri, apa boleh buat saya menurut saja.

Karena yang berkepentingan istri saya, maka yang berkonsultasi dengan orang pintar itu ya istri saya. Sementara saya sendiri menunggunya di ruang depan rumah dukun."

"Lalu setelah itu, uang di koperasi dapat ditariknya kembali?" potong saya agak kurang sabar.

Mang X menggeleng lesu. "Menurut istri saya sampai beberapa minggu kemudian, belum sampai waktunya. Jadi harus bersabar menunggu waktu yang baik. Sementara itu, oleh orang pintar, katanya, masih sedang terus diusahakan melalui caranya sendiri.

Hanya saja yang jelas, istri saya jadi sering pergi ke rumah orang pintar itu sendirian. Tanpa saya kawal lagi. Sampai sanak-saudara saya menaruh curiga. Dan mereka pun mengingatkan saya. 

Selanjutnya sebagaimana yang telah saya ceritakan, dengan mata kepala saya sendiri akhirnya saya tahu kalau istri saya sudah berselingkuh dengan orang pintar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun