Mohon tunggu...
Arry Azhar
Arry Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Pembelajar dari Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sangsakaku

6 Oktober 2020   08:05 Diperbarui: 6 Oktober 2020   08:13 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bel pun berbunyi, menandakan berakhirnya istirahat pertama. Ricko pun berjalan dengan cepat menuju kelasnya, menjadi ketua Paskibra sekolah favorit memang tidak mudah terlebih paskibranya telah memiliki prestasi hingga level nasional.

***

Bel berbunyi kembali, kali ini menandakan istirahat ke dua. Saat istirahat kedua ini memang agak panjang, karena digunakan untuk sholat zuhur bagi yang muslim dan makan siang. Selepas sholat zuhur, aku selalu berkumpul dengan teman – teman di warung bu Inah, hampir teman – teman kelas sebelas IPA berkumpul disana, mulai dari IPA satu hingga tiga. Lain lagi dengan teman – temanku kelas IPS, mereka lebih memilih berkumpul di warung milik kepala sekolah, disana memang lebih nyaman selain ada dekat dengan fasilitas wifi sekolah disana pun dilengkapi dengan lantunan musik. Akan tetapi tidak semua anak anak IPS disana, banyak juga yang bergabung di warung bu Inah, hal ini disebabkan karena ada anak bu Inah yang membantu ibunya melayani pembeli, sebelum ia berangkat kesekolah di siang hari. Kalau kelas sepuluh dan kaka kelas kelas dua belas, mereka tersebar dimana mana, tidak seperti kelas sebelas yang masih suka bergerombol dengan gerombolan besar.

Tiba – tiba yusuf salah satu anggota paskibra sekolah menepak pundakku, sambil menyampaikan sesuatu.

“Guh, nanti jangan pulang sekolah dulu. Bang Ricko ingin bertemu,” seru Yusuf kepadaku.

Aku kaget bukan kepalang, siapa yang tidak mengenal Ricko ketua Paskibra sekolah yang terkenal itu. Siswa yang paling menawan, selain memiliki paras yang tampan ia pun memiliki prestasi yang luar biasa, sukses membawa paskibra melalui lomba – lomba baris berbaris sampai ke tingkat nasional dan ia selalu menjadi juara kelas, ia siswa teladan dari kelas dua belas IPS 2.

Selepas kegiatan pembelajaran, aku pun menghampiri ruang OSIS. Ruang OSIS yang digunakan oleh hampir seluruh pengurus ekstra kulikuler, Paskibra sekolah pun bernaung disana. Kak Ricko sudah menunggu rupanya, walaupun yang lain memanggilnya dengan sebutan kakak, aku lebih memilih memanggilnya abang.

“ Assalamualikum bang,” sapa ku kepada bang Ricko.

“Walaikumsalam, masuk. Ricko,” jawab bang Ricko sambil menjulurkan tangannya.

“Tangguh, bang,” dengan sungkan saya menyambut uluran tangan bang Ricko.

Kami terdiam, tetapi mata bang Ricko menatapku dengan tajam seolah olah sedang mengetahui lebih dalam diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun