Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kunti dan Bulan Bulat Sempurna

4 Oktober 2020   08:53 Diperbarui: 7 Oktober 2020   14:36 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunti memainkan kakinya yang menggelantung di beranda. Diayun-ayunkan. Seakan ingin mencairkan suasana. Sedang Paijo, kembali melinting rokok.

****

“Kunti”

Tiba-tiba Painem bersuara. Semua terdiam. Paijo menghentikan melinting rokok. Sedangkan Kunti, melipat kakinya. Bersila.

“Kudengar, Bu Kades meninggal dunia”

Painem menghentikan bicara. Paijo dan Kunti masih diam. Tidak ada sedikitpun suara ke luar dari mereka bertiga. Hanya hembusan angin tipis terasa.

“Menurut warga, meninggalnya tidak wajar. Ada bekas cekikan tangan di lehernya”

Paijo memantik korek api. Kembali menyalakan rokok. Kunti, masih terdiam. Tertunduk mematung. Wajahnya tertutup rambut yang terjurai panjang.

“Wajah Bu Kades seperti orang yang sangat ketakutan. Biji matanya seakan ingin lepas”

“Nem. Kamu tahu dari siapa? Apa tahu sendiri?”

“Sadil. Waktu kemarin memetik kopi. Masih menurut Sadil, mayat Bu Kades ditemukan mengapung di sungai. Dekat jembatan doyong”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun