Kunti memainkan kakinya yang menggelantung di beranda. Diayun-ayunkan. Seakan ingin mencairkan suasana. Sedang Paijo, kembali melinting rokok.
****
“Kunti”
Tiba-tiba Painem bersuara. Semua terdiam. Paijo menghentikan melinting rokok. Sedangkan Kunti, melipat kakinya. Bersila.
“Kudengar, Bu Kades meninggal dunia”
Painem menghentikan bicara. Paijo dan Kunti masih diam. Tidak ada sedikitpun suara ke luar dari mereka bertiga. Hanya hembusan angin tipis terasa.
“Menurut warga, meninggalnya tidak wajar. Ada bekas cekikan tangan di lehernya”
Paijo memantik korek api. Kembali menyalakan rokok. Kunti, masih terdiam. Tertunduk mematung. Wajahnya tertutup rambut yang terjurai panjang.
“Wajah Bu Kades seperti orang yang sangat ketakutan. Biji matanya seakan ingin lepas”
“Nem. Kamu tahu dari siapa? Apa tahu sendiri?”
“Sadil. Waktu kemarin memetik kopi. Masih menurut Sadil, mayat Bu Kades ditemukan mengapung di sungai. Dekat jembatan doyong”