Padahal, Menteri Telekomunikasi dan Informatika di Kabinet Indonesia Maju berasal dari Kabupaten Manggarai-Nusa Tenggara Timur. Inilah tantangan lintas sektoral.
Tantangan yang harus mampu dijawab nyata dengan menghadirkan pemerataan akses telekomunikasi dan informatika yang menyentuh di segala lini kehidupan.
Banyaknya polemik belajar dari rumah atau apapun istilahnya, menimbulkan riak-riak kejenuhan dan naiknya tensi darah. Pengamat, netizen, apalagi orang tua mendorong untuk membuka kegiatan belajar di sekolah. Penerapan BDR dianggap lebih banyak menyiksa daripada membahagiakan anak dan orang tua. Sebegitu dalamnya penilaian ini menyengat.
Niat baik pemerintah melalui Kemendikbud yang diberi kuasa penuh menggerakkan pendidikan kedaruratan di masa pandemi Covid-19 seakan tiada manfaat. Hilang oleh pendapat yang mengemuka bahwa BDR lebih banyak mudarat.
Padahal, kebijakan yang diambil oleh pemerintah lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan serta bahaya yang dihadapi oleh anak-anak mereka.
Bahkan perkiraan pengamat akan ada begitu banyak anak terpapar CoVid-19, tidak digubris sama sekali. Demikian juga pemikiran sekolah dapat menjadi kluster baru penyebaran Covid-19, tidak diindahkan. Miris dan sungguh ironis.
Solusi Itu Ada, Kembalikan ke Sosok Guru
Pandemi Covid-19 membuka mata kita, selebar-lebarnya tentang pentingnya peran telekomunikasi dan informatika, khususnya di bidang pendidikan. Jangan lagi meremehkan kemampuan guru di bidang teknologi informasi. Mereka mulai melek Google Apps, Microsoft 365, dan sejenisnya.
Dikutip dari Wikipedia, teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.
Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).
Jangan dikira guru hanya diam menyikapi tantangan new normal. Apalagi distempel “Hanya Makan Gaji Buta”. Mereka terdepan bergerak menyesuaikan keadaan.