“Waalaikumussalam. Maaf siapa ya? Tanya Pak tua itu membuka pintu.
“Saya Billy temannya Beni Pak, yang tadi sore di gigit anjing.”
“Oh iya silahkan masuk.”
“Ada apa ya malam-malam kesini? Teman mu bagaimana kondisinya sekarang?”
“Beni baik-baik aja kok pak. Cuma belum bisa pergi-pergi karena kakinya masih sakit.”
“Syukurlah kalau dia gak kenapa-napa. Soal kakinya itu cuma butuh istirahat aja dulu untuk beberapa hari.”
“Gini pak! Kedatangan saya kesini mau berterus terang soal kejadian sore tadi itu yang menimpa sahabatku Beni. Kami Berdua hendak nyolong rambutan yang ada di depan rumah bapak. Dan itu inisiatif dari saya pak. Bahkan saya sendiri yang memanjat. Beni hanya di bawah. Namun ketika saya tengah berada di atas pohon, seekor anjing menggonggong keluar dari dalam rumah. Karena takut, Beni langsung lari, dan anjing itu mengejar Beni bahkan menggigitnya. Sebab itu, saya dan sahabat saya Beni, kami pasrahkan semuanya kepada bapak atas tingkah kesalahan kami. Kami benar-benar menyesal. Dan Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.” Ucap Billy menundukkan kepala.
“Jika sudah berlalu, ya sudah, biarlah belalu. Yang terpenting kalian sudah menyesali perbuatan kalian. Kalian saya maafkan. Dan saya berharap kalian tidak mengulanginya lagi dimanapun itu.”
“Iya Pak, kami berdua benar-benar menyesal.”
Di selang obrolan Billy dan pak tua yang merupakan ketua RT setempat, keluarlah seorang gadis cantik jelita seumuran dengan Billy membawa nampan berisi dua gelas teh untuk sang tamu dan Ayahnya.
Si gadis itu tersenyum manis menatap Billy. Billy pun terpesona melihat wajah dan senyuman gadis cantik itu. Senyumnya pun di balas senyum oleh Billy. Si gadis itu tak berhenti senyum, sembari meletakkah teh itu di depan Ayahnya dan sang tamu.