Mohon tunggu...
Achmad Fha'i
Achmad Fha'i Mohon Tunggu... -

Petani adalah pekerjaan yang mulia, Dakwah adalah pekerjaan yang mulia "MENULIS pun pekerjaan yang MULIA" Ketiganya bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jodoh Pasti Bertamu

23 Februari 2015   04:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ah sabar sabar. Aku harus bersabar sampai kapan? Keburu kiamat masak aku belum punya pacar?”

“Ya kan kata pak Ustad masih ada hari setelah hari kiamat. Mungkin kamu akan dapat pacar dihari itu bro hehehehe”.

“Wah Beni kurang ajar lo benar-benar sama sahabat sendiri juga. Teman lagi galau bukan dihibur malah diledekin.”

Lagian kamu galau ngomong masih bisa canda. Emang kamu tahu kari kiamat kapan?”

“Ya nggak sih. Tapi aku gak sabar pengen punya kekasih. Masak jalannya sama kamu mulu. Ntar dikira homo lagi sama orang-orang desa.”

Beni tertawa terbahak-bahak dan akhirnya Billy bisa ikut tersenyum meski malu-malu.

Beni dan Billy berjalan menyusuri desa tempat mereka tinggal. Tak jauh melangkah Billi melihat pohon rambutan yang tepat berada di depan pekarangan rumah warga setempat. Buahnya memerah sangat lebat. Tiba-tiba Billy pengen makan rambutan.

“Ben rambutan enak tu kayaknya. Manjat yuk”

“Eh gila lo itu punya orang bukan punya nenek lo”

“Gak papa de, sekali-sekali nyolong. Mumpung sepi, aku panjat kamu tungguin dibawah ya. Kalau ada orang kasi kode”.

Billy langsung memanjat pohon rambutan itu dan memetik buahnya. Belum sempat diberikan ke Beni, terdengar suara anjing menggonggong keluar dari rumah. Beni pun langsung lari terbirit-birit tak mengiraukan Billy yang masih ada di atas pohon rambutan. Anjing itu mengejar Beni. Beni berteriak minta tolong namun anjing tersebut tak terhalang dan akhirnya menggigit betis Beni. Beni pun terjatuh. Tangan dan lututnya terbentur di aspal hingga mengeluarkan darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun