Billy mengira Beni berlari pulang ke rumahnya. Ternyata tidak ada. Billy tak tahu kejadian yang menimpa Beni. Billy mengganti baju yang dikenakannya dengan baju milik Beni yang sedang dijemur depan rumah. Billy khawatir akan ada yang melihatnya tadi berlari. Dengan perasaan takut, Billy kembali ke lokasi tempat memanjat rambutan, namun dari arah yang berbeda. Billy berjalan santai seolah-olah baru melintas di area tersebut. Namun Billy tak menemukan siapapun. Billy membalik badan kemudian berjalan lagi ke arah barat. Tak lama kemudian Billy melihat Beni dari kejauhan keluar dari Puskesmas menggunakan becak. Dengan berlari kecil Billy mengikuti dari belakang hingga sampai di depan rumah Beni.
Beni yang hendak turun perlahan-lahan dari atas becak, langsung ditemui dan dibantu oleh Billy.
“Beni kamu kenapa?” Tanya Billy.
“Ceritanya nanti. Tu becaknya dibanyar dulu.” Jawab Beni.
“Iya Ben”.
Billy langung mengocek kantong celana mengambil uang dan membayar si tukang becak. Setelah itu Billy membantu Beni masuk ke dalam rumah.
“Ayo cerita apa yang terjadi denganmu bro?” Tanya Billy penasaran.
“Tadi aku digigit anjing yang ngejar aku tu. Kamu malah pergi menghilang. dasar sahabat kurang ajar.”
“Ya ampun maaf bro. Aku gak tahu mesti ngapain saat itu. Yang ada dipikiranku adalah lari karena akupun sudah tidak melihatmu setelah aku turun dari pohon. Kirain kamu lari menuju rumah. Aku susul ternyata gak ada.”
“Kamu tahu yang menolong aku siapa?”
“Siapa Ben?”