Mohon tunggu...
Array Anarcho
Array Anarcho Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Budak korporat yang lagi berjuang hidup dari remah-remah kemegahan dunia. Sekarang ini lagi dan terus belajar menulis. “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. – Imam Al-Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dinasti Keluarga Centeng

1 Mei 2024   19:28 Diperbarui: 1 Mei 2024   19:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Truk yang ditumpanginya kemudian melaju kembali setelah preman-preman tadi selesai melakukan aksi.

Bagi masyarakat kota, kelompok preman ini bukan hal baru. 

Masyarakat sudah terbiasa dan menganggap lumrah orang-orang semacam ini. 

Biasanya, preman-preman tersebut dikomandoi para centeng. 

Tentu saja centeng-centeng itu sekarang sudah berpendidikan. 

Bahkan sudah ada yang menyandang gelar sarjana, walaupun tak tahu kapan dan dimana sekolahnya. 

Siapapun pasti tahu, pendidikan yang ditempuh si centeng secepat kilat. 

Malah lebih cepat dari sambaran petir sekalipun.

Walaupun begitu, kita yang awam ini cuma bisa mendehem.

Dalam hati cuma berharap, hilanglah kalian dari muka bumi ini. 

Bila perlu, matilah kalian. Masuk lah dalam neraka jahanam yang paling dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun