"Eh Niko...maaf saya lupa, dulu kamu kenapa masuk  kelas khusus?: tanya saya sedikit berbisik.
"Saya tidak bisa membedakan B dan P pak". Kali ini NIko menjawab lebih santai tanp berkeringat.
"Oh...ah, itu soal kecil, rasanya kamu bisa jadi tukang mebel hebat".
"Toss". Kami lantas saling toss.
Niko tersenyum.
Saya dan Niko masih akan sebulan lagi di bengkel ini. Saya yakin, suatu saat dia akan jadi tukang mebel hebat.
Cerita kecil dari bengkel kayu.
Ah, selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!