"Niko..dari hasilnya, Niko akan kami terima, jangan matikan HP, jaga kesehatan ya"
Saya langsung memberikan jabat tangan padanya. Niko tersenyum, dan mencari Ambros. Mereka berdua memang berboncengan motor. Cerita Ambros, itu motornya Niko, tapi karena Niko tidak bsia mengendarai motor, maka Ambros yang mengendrai motor itu dari kampung mereka ke BLK setiap harinya.
Hari Senin lalu, pelatihan sudah dimulai. Ada Niko dan tentu saja Ambros di antara 16 siswa.
Disain  tugas praktik di awal pelatihan mebel kami ini memang sederhana, Siswa akan kami berikan Job memahat balok kayu meranti ukuran 40 cm x 5 cm dengan ketebalan 4 cm. Ada gambar segitiga dengan kedalaman yang berbeda. Tugas ini untuk melatih mereka menggaris, mengguris dan juga memahat.
Sebagai instruktur kayu, kami tidak boleh terlalu mengintervensi apalagi mengerjakan buat siswa, kami ingin siswa bisa berusaha sendiri dan akhirnya kami dapat mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa.
Keenambelas siswa, terlihat bersemangat. Dari jauh kami mengawasi dan akan datang jika ada di antara mereka yang  menemui kesulitan soal teknik memahat hingga mengecek garis.
Dari jauh, terlihat Niko amat serius memahat. Jujur, Â Niko memang agak lamban menggaris, memegang siku, akan tetapi bagi sayasebenarnya yang lain juga begitu, hanya Niko memang sedikit membutuhkan sedikit banyak penjelasan.Â
Setelah semua siswa selesai menggaris, Â mereka sudah boleh mulai memahat.
Sore itu, di meja saya,  sudah terkumpul tujuh pahatan  yang sudah selesai untuk dikoreksi, artinya masih ada 9 yang belum.Â
Belum dituliskan nama di balok hasil pahat tersebut.