Ayahnya pegawai negeri tetapi bukan sekelas bos, mantan honor sekian lama yang diangkat menjadi  penjaga kantor, ibunya adalah seorang  ibu rumah tangga.
Niko bercerita bahwa dirinya tertarik menjadi tukang mebel karena halaman rumah mereka disewa "paman", untuk membuka usaha mebel. Â "Paman" adalah panggilan untuk orang Sulawesi atau Jawa yang membuka usaha mebel sendiri tetapi menyewa pekarangan warga.Â
Niko ingin suatu saat dapat menggantikan "Paman", di pekarangan rumah milik keluarganya.
"Pernah kuliah.?."
"Tidak pak.." jawab Niko, saya sempat menanyakan mengapa tidak berkuliah, Niko tidak menjawab.
Saya lantas membalikan-balik berkasnya, pendidikan terakhirnya memang SMA, tetapi mata saya sempat terpaku saat saya melihat ada tulisan SLB disitu. Sekolah Luar Biasa.
Di benak saja, saya tidak akan menolak Niko, apalagi sekitar dua atau tiga tahun lalu saya pernah mengajar satu kelas rekan-rekan difabel, aman-aman saja.
 Hanya, saya harus memastikan jenis difabel apa yang dipunyai Niko sehingga saya bisa mendisain jenis job sheet (lembar kerja praktik) yang cocok baginya.
Selain itu, saya juga perlu memastikan jenis difabel bukanlah yang non fisik, karena banyaknya mesin dengan peralatan tajam disini.Â
Saat pelatihan kerjasama dengan dinsos dahulu, pernah sekali, seorang anak yang secara fisik baik-baik saja menggergaji tangannya sendiri dengan gergaji tangan, kami meminta untuk dikembalikan, karena persoalan non fisik (cacat mental) susah kami prediksi dan kami latih.
Saya menarik nafas lebih dalam, mencoba mencari kalimat yang tepat untuk mengetahui jenis disabilitas yang dialami Niko. Saya tidak mau menyinggung perasaannya.