Mohon tunggu...
Arni Rahmat Mendrofa
Arni Rahmat Mendrofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bermimpilah setinggi langit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matahari Terbit di Pelataran Kehidupan

4 Juli 2024   20:57 Diperbarui: 4 Juli 2024   21:08 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Selamat pagi. Iya, saya tinggal di sini. Nama saya Intan," jawab Intan sambil tersenyum malu-malu.

"Saya Hengki. Saya sedang berlibur di rumah paman saya. Senang bertemu denganmu, Intan," kata Hengki sambil mengulurkan tangan.

Intan menyambut uluran tangan Hengki. Pertemuan itu singkat, tetapi cukup untuk meninggalkan kesan mendalam di hati mereka berdua yang sangat tidak bisa dilupakan.

Setiap hari, Intan dan Hengki mulai sering bertemu di ladang. Hengki sering membantu pamannya menggarap ladang, dan setiap kali Intan datang untuk membantu ayahnya, mereka selalu berpapasan.

Perlahan-lahan, mereka mulai saling mengenal. Hengki terpesona oleh keindahan alam desa dan ketulusan hati Intan, sementara Intan kagum dengan pengetahuan Hengki tentang banyak hal yang berbeda dari kehidupannya di desa.

Intan menceritakan kepada Hengki tentang mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke kota dan menjadi dokter. Hengki mendukung impian Intan dan mendorongnya untuk tidak menyerah.

"Intan, kamu memiliki semangat yang luar biasa. Aku yakin kamu bisa mencapai impianmu. Jangan biarkan rintangan menghalangimu," kata Hengki dengan penuh semangat.

Intan merasa termotivasi dengan dukungan dari Hengki. Ia semakin bertekad untuk mengejar mimpinya, meskipun ia tahu bahwa perjuangannya tidak akan mudah.

Dengan tekad yang kuat, Intan akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke kota. Meninggalkan desanya yang tercinta dan keluarganya bukanlah keputusan yang mudah, tetapi Intan tahu bahwa ini adalah langkah yang harus ia ambil untuk mencapai impiannya.

Di kota, Intan berjuang keras sebagai mahasiswa kedokteran. Kehidupan di kota sangat berbeda dari kehidupan di desa. Segalanya serba cepat dan penuh tekanan. Namun, Intan tidak menyerah. Ia belajar dengan tekun dan bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Hubungan antara Intan dan Hengki diuji oleh jarak dan perbedaan gaya hidup mereka. Namun, mereka terus saling mendukung melalui surat dan panggilan telepon. Hengki sering mengunjungi Intan di kota, dan memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi Intan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun