Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tumbal Arwah Jelangkung - 2

16 Februari 2016   19:35 Diperbarui: 17 Februari 2016   17:40 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Iya, beneran. Aku tadi ngeliat pake mata kepalaku sendiri. Dia ada di tembok luar kelas kita,“ jelas Lina.

“Ah, aku gak percaya. Aku mau mengecek sendiri.“ Shanti keluar memastikan apa yang dikatakan Lina benar.

Beberapa menit setelah dia meninggalkan ruang kelas, dilihatnya Shanti berlari masuk ke dalam kelas.

“Shan, lu lihat setannya, enggak?”

“Gak ada. Malah ibu Hesty sudah datang.“

Para siswa yang mengetahui ibu Hestyakan menuju ruang kelas, segera kembali ke meja masing-masing. Yang tadinya saling bertukar tempat duduk, kini sudah duduk rapi sambil menyiapkan alat tulis dan buku bacaan mereka.

Akhirnya, ibu Hesti memasuki ruang kelas. Ia menyapa para siswanya.

“Selamat pagi, anak-anak,“ sapanya dengan wajah dingin.

“Selamat pagi, bu.“ jawab mereka serempak.

Bu Hesty memulai pelajarannya. Sementara itu, Lina dan Shanti sedang membincangkan sesuatu.

“Masa kamu gak ngeliat hantunya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun