Suara teriakan dan lenguhan Lina terdengar oleh orang tuanya. Mereka segera bergegas menuju kamar anaknya. Mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri, Lina mengigau seperti orang yang dicekik lehernya.
               “Lina! Bangun nak!“ teriak ibunya sambil menggoyang-goyangkan badan anaknya.
               “AKH!“ Lina terbangun dari mimpi buruknya. Ketika itu, wajahnya terlihat pucat seputih tisu.
               Melihat wajah anaknya yang pucat, sang ayah segera mengambil air hangat lalu diberikan pada anaknya.
                “Ada apa dengan kamu, nak? Kamu mimpi buruk?“ ibunya bertanya setengah panik.
               “I-i-iya, bu. Ada perempuan yang mau mencekik aku, bu. Wajahnya menyeramkan sekali,“ jawabnya gagap.
               “Makanya kalau mau tidur, jangan lupa berdoa. Kalau lupa, ya jadinya sepeti tadi,“ ujar ibunya. Lina hanya mengangguk pelan, mengiyakan nasihat ibunya.
               “Ya sudah. Ibu dan bapak balik ke kamar.“
               Setelah kedua orang tuanya meninggalkan kamar, Lina menutup pintu kamar dan berdoa selama dua menit. Meski sudah berdoa, masih saja terlintas di benaknya, wajah perempuan yang hendak membunuhnya dalam mimpinya.
               “Aku harus memberitahu teman-teman... ya harus.“ gumamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H