Tepukan Gustaf di pundak kananku membuyarkan lamunan masa kecilku dan perihal kepergian ibu.
Aku berdiri tanpa menoleh pada Gustaf. Ku sentuh pusara ibu berkali-kali. “Ibu, terima kasih untuk cintamu. Akan ku kirim lantunan ayat-ayat suci sebanyak mungkin untukmu. Semoga bisa membuat perjalananmu kepadaNya menjadi mudah. Tidurlah ibu”
Kutinggalkan ibu dalam pembaringannya. Biarlah Tuhan saja yang kini menjaganya, seperti ibu dulu menjagaku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!