Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Waktu Menangisku Tiba

2 Desember 2016   14:25 Diperbarui: 2 Desember 2016   14:37 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepukan Gustaf di pundak kananku membuyarkan lamunan masa kecilku dan perihal kepergian ibu.

Aku berdiri tanpa menoleh pada Gustaf. Ku sentuh pusara ibu berkali-kali. “Ibu, terima kasih untuk cintamu. Akan ku kirim lantunan ayat-ayat suci sebanyak mungkin untukmu. Semoga bisa membuat perjalananmu kepadaNya menjadi mudah. Tidurlah ibu”

Kutinggalkan ibu dalam pembaringannya. Biarlah Tuhan saja yang kini menjaganya, seperti ibu dulu menjagaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun