Mang Dadang segera berlari keluar meninggalkan barang-barang yang sedang dikemas.  Dilihatnya seorang perempuan tua sedang merangkul istri sahabatnya. Ia pun segera  mendekati Mirda dan berupaya menenangkannya.
"Mang, takut Mang! Tolong Saya...," lirih Mirda sambil memalingkan wajahnya dari perempuan tua  yang tadi mencengkeram lengannya.
Mang Dadang jadi bingung sekaligus canggung ketika perempuan yang tengah hamil muda itu  memegang kedua pundaknya untuk berlindung.
"Kenapa Uni? Â Takut siapa Uni?" tanya Mang Dadang.
"Ne... Nenek itu Mang, jawab Mirda pelan penuh rasa takut sambil menunjuk kepada sosok yang tadi memegang tangannya
Mang Dadang memandangi perempuan kebingungan kepada perempuan tua di hadapannya yang dipanggil nenek oleh Mirda.
"Maksudnya Nyai .....?" tanya Mang Dadang.
Â
Perempuan tua yang dianggap menakutkan itu menunjukkan wajah keheranan. Dahinya berkerut dan kedua alis matanya menegang pertanda memikirkan sesuatu.
"Iya Neng, ini Nyai. Mari Neng, ucap Nyai menenangkan.
Suara lembut dari perempuan tua itu meluruhkan rasa takut Mirda. Diingatnya suara itulah yang kemarin malam menemaninya dengan lantunan ayat-ayat suci. Mirda pun memberanikan  diri menatap sosok yang tadi tampak menyeramkan.