Mohon tunggu...
Ariya Hadi Paula
Ariya Hadi Paula Mohon Tunggu... Penulis - Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora

Ariya hadi paula adalah Alumni IISIP Jakarta. Pernah bekerja sebagai desainer grafis (artistik) di Tabloid Paron, Power, Gossip, majalah sportif dan PT Virgo Putra Film .Jurnalis Harian Dialog, Tabloid Jihad dan majalah Birokrasi. Penikmat berat radio siaran teresterial, menyukai pengamatan atas langit, bintang, tata surya dan astronomi hingga bergabung dengan Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) dan komunitas BETA UFO sebagai Skylover. Saat ini aktif sebagai pengurus Masyarakat Peduli Peradaban dan dakwah Al Madania Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Teror Pemangsa Janin (Bagian 3)

22 September 2024   06:21 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mang Dadang segera berlari keluar meninggalkan barang-barang yang sedang dikemas.  Dilihatnya seorang perempuan tua sedang merangkul istri sahabatnya. Ia pun segera  mendekati Mirda dan berupaya menenangkannya.

"Mang, takut Mang! Tolong Saya...," lirih Mirda sambil memalingkan wajahnya dari perempuan tua  yang tadi mencengkeram lengannya.

Mang Dadang jadi bingung sekaligus canggung ketika perempuan yang tengah hamil muda itu  memegang kedua pundaknya untuk berlindung.

"Kenapa Uni?  Takut siapa Uni?" tanya Mang Dadang.

"Ne... Nenek itu Mang, jawab Mirda pelan penuh rasa takut sambil menunjuk kepada sosok yang tadi memegang tangannya

Mang Dadang memandangi perempuan kebingungan kepada perempuan tua di hadapannya yang dipanggil nenek oleh Mirda.

"Maksudnya Nyai .....?" tanya Mang Dadang.

 

Perempuan tua yang dianggap menakutkan itu menunjukkan wajah keheranan. Dahinya berkerut dan kedua alis matanya menegang pertanda memikirkan sesuatu.

"Iya Neng, ini Nyai. Mari Neng, ucap Nyai menenangkan.

Suara lembut dari perempuan tua itu meluruhkan rasa takut Mirda. Diingatnya suara itulah yang kemarin malam menemaninya dengan lantunan ayat-ayat suci. Mirda pun memberanikan  diri menatap sosok yang tadi tampak menyeramkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun