Tapi dialah pelaksana dari yang katanya 'hanya' bisa fatihah itu. Kesungguhan I'tikaf yang luar biasa. Bertindak, berlaku, dan berpasrah dalam keriangan rasa.
I'tikaf di masjid yang digelar dalam keluasan yang maha. Bukan masjid yang sekedar bangunan ibadah. Kecintaannya yang sederhana dengan penyiapan wedang dan penganan bagi limapuluhan bocah selama puasa, sungguh bukan perkara mudah. Hanya cinta tuluslah yang bisa.
Aku jadi teringat pertanyaan teman, tentang pencapaian Lailatul Qadar. Benarkah memang ia turun di 10 hari terakhir malam ganjil?
Maka ...malam terbaik dari 1000 bulan bukanlah instan... Tak bisa dijujug dengan akhiran... semua butuh proses.... karena karunia terindah butuh wadah. Yang dibangun dengan mengais kebaikan, sebelum, selama dan sesudah Ramadhan. Itulah sesungguhnya QODARAN
Selamat menjemput laillatul qodar, saudara/iku tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H