Riris ragu menjawab. Namun sepertinya ia tidak punya pilihan selain meladeni pria dihadapannya.
"Aku pernah bersekolah, tentu saja aku tahu dongeng asal muasal kerajaan ini."
"Oh tapi itu bukanlah dongeng, wanita pencuri. Yah, meskipun ceritanya kurang akurat." Ia kembali meneguk minuman di gelasnya, "Alkisah, wilayah ini terbagi dan dikuasai oleh raja-raja di masa lalu. Para raja itu terus berperang demi memperluas wilayah kekuasaannya.
Salah satu dari raja tersebut ialah pendiri kerajaan kita, kerajaan Kediri. Orang tua itu tak ingin kehilangan wilayah kerajaannya karena perang, hingga menjodohkan putrinya, Songgolangit dengan penguasa lain.
Raja mengundang dua penguasa terkuat untuk meminang putrinya, raja Kelana serta raja Singobarong." Ujarnya.
"Sungguh, aku tidak ingin men_" jemari si pria terangkat, membungkam kalimat yang hendak keluar dari mulut Riris.
"Tanpa sepengetahuan sang raja, Songgolangit telah lebih dulu mencintai pria lain. Sebuah hubungan terlarang, jika dilakukan pada jaman sekarang.
Tak ingin kekasihnya di jual oleh ayahanda, pria itu membunuh raja Kediri. Tanpa seorang raja, kerajan Kediri sama halnya dengan kalah perang." Ujar si pria.
Riris mengecutkan dahi. Ini bukanlah legenda yang pernah ia baca waktu masih kecil, bahkan sangat berbeda. Pembunuhan raja Kediri? Hal seperti itu tidak ada dalam cerita. Namun ia terlalu takut untuk memotong penjelasan sang klien. Ia hanya bisa membiarkan orang ini bercerita.
"Pembunuhan itu menarik perhatian seorang dewa. Sang dewa sangat terkesan dengan apa yang dilakukan oleh si pria, hingga ia menampakan diri dan mengajukan perjanjian dengannya.
Sang dewa akan memberikan kekuatan agar kerajaan Kediri dapat tetap berdiri tanpa seorang raja, serta si pria dan putri Songgolangit akan bersama selamanya. Dan tanpa berfikir dua kali, pria bodoh itu menyetujui perjanjian dengan sang dewa.Â