Mohon tunggu...
Muhammad Ariqy Raihan
Muhammad Ariqy Raihan Mohon Tunggu... Penulis -

Lelaki sederhana dan penikmat sastra. Hanya ingin mencari kata-kata untuk disambung menjadi sebuah cerita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Matahari di Langit Senja

5 Desember 2015   12:01 Diperbarui: 5 Desember 2015   12:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

***

Sendu jatuh di wajah ini. Tak kuasa tanganku menahan bulir basah yang melewati kedua celuk mataku perlahan. Akan kubacakan sedikit sepotong cerita pendek yang mengembalikan cinta ke dalam relung hatiku.

Senja Yang Merindukan Matahari

Ada, sebuah langit terindah yang Tuhan ciptakan untuk sebuah keselarasan antara Matahari dan Rembulan. Tuhan memberinya nama Langit Senja. Sebuah nama yang tak pernah pudar di dalam pesona tiap manusia yang menatapnya.

Di sebuah kota yang dingin, ada seorang pemuda yang telah lama tenggelam dalam kekosongan. Sudah lama cinta hilang dari hatinya. Sejauh kaki melangkah, hanya potongan-potongan kecil di jalan yang diikutinya. Potongan kecil itu bermuara pada sebuah rumah yang ternyata adalah milik sahabat kecilnya.     

Sahabat kecilnya ini mengajak lelaki itu untuk berkunjung di kedai kopi tempai ia bekerja untuk mengembalikan ceria dalam wajahnya. Sebuah usaha sia-sia sampai datang suatu waktu, pada saat seorang gadis asing masuk dan memesan kopi yang sama dengannya. Ah, sebenarnya gadis itu duluan memesannya. Lelaki itu terlambat karena harus menggosokkan kedua tangannya dahulu karena dingin kehujanan. Lelaki itu menatap sang gadis dari sudut kedai yang tak terjamah siapapun.

            Lelaki ini tak punya keberanian sama sekali. Bodoh, ketika sahabat kecilnya itu marah pada saat Si Lelaki menceritakan semua isi perasaanya. Seperti Takdir yang membenci penyesalan, lelaki itu pergi. Meninggalkan kota itu untuk menemukan jati dirinya. Seperti gadis itu, yang menempuh perjalanannya sendiri untuk menemukan cintanya kembali. Sang Lelaki selalu berpanjat di sepertiga malam, dialah yang kelak akan mengembalikan cinta dalam diri gadis itu.

            Namun pada suatu hari, Lelaki ini kembali. Dia siap kali ini untuk menyatakan perasaannya. Mantap untuk mengakhiri perjalanan sang gadis dan menyiapkan kapalnya untuknya. Dia siap untuk berlayar hingga sampai pada muara terakhir bernama Cinta.

 -SELESAI –

Aku mengusap pelan setiap senti sendu yang mengalir lembut di wajahku. Sehangat ini kah ketulusan yang meresap pada tiap kalimat cerita ini? Mengapa aku sebodoh ini tak menyadarinya lebih cepat? Kenapa juga dia harus melempar diam daripada berkata terus terang? Padahal aku berpikir untuk segera menyudahi perjalanan ini. Aku sudah menemukan kembali cinta. Hanya saja kosong, tanpa rasa.

Pintu kedai kopi tetiba terbuka. Seorang lelaki bersweater biru muda, membawa sebuket bunga mawar di tangan kanannya. Nafas tersengalnya hilang begitu saja ketika aku menatap wajahnya lekat-lekat, Langit Senja kembali, bisikku pelan. Haru berjatuhan tiada hentinya bersamaan dengan senyuman terindah yang belum pernah aku tunjukkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun