Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta di Batas Desa (Chapter 3)

25 Juli 2024   15:23 Diperbarui: 25 Juli 2024   15:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uang ini terlalu besar Bu." Bunda Ima tersenyum melihat kekhawatiran dari raut wajah Farid.

"Ambil saja ibu ikhlas. Kamu tahu besarnya uang ini tidak ada nilainya di bandingkan dengan kebesaran hatimu, Jagalah selalu dimanapun kamu berada."

"Terima kasih atas nasehat ibu, tapi sekali lagi mohon maaf sy tidak bisa menerimanya."

"Baiklah kalo begitu, ibu tidak akan memaksa"

Sekejap hayalan Ima menerawang jauh berada disebuah padang pasir luas tengah kehausan, lalu tiba seorang pria gagah menaiki kuda menolongnya dan pria itu adalah Farid. Hayalan itu hilang sekejap tatkla ibunnya memanggil.

"Ima.., ayo jangan lupa barangnya dibawa."

Selang beberapa jam kemudian, sebuah kantong plastik berwarna merah tertinggal di samping gerobaknya Farid. Farid menduga barang ini adalah milik bu Salma yang tadi membeli es. Timbul inisiatif untuk mencari alamat bu Salma. Dikeluarkannya sebuah kartu nama dari sakunya yang pernah diberikan kepadanya. Setelah menutup dan merapikan gerobaknya. Farid pun mencari alamat bu Salma, dengan cepat dia memacu motornya menyisiri jalan mencari alamat yang dituju. Setibanya di komplek perumahan karasidenan,  perumahan elit yang dimiliki oleh para konglomerat yang besarya seperti Istana raja.  Sejenak matanya tertegun melihat kemegahan rumah-rumah tersebut, dalam hatinya berkata "Ya Allah permudahlah hisab ku, jangan kau hisab aku karena harta haram yang ku peroleh, Amin"  

Hari sudah mulai gelap, alamat yang dicaripun tak kunjung ketemu. Adzan maghrib telah berkumandang. Dia pergi menuju masjid terdekat yang terletak di ujung jalan komplek. Sejenak dia hempaskan tubuh di lantai masjid, sambil melihat jam tangannya. Terbayang dengan padatnya kegiatannya di kampus dan di lingkungan, membuat dia harus menjadwal ulang agendanya. Tidak lama kemudian komat berkumandang dia segera bergegas berwudu dan sholat. Selesai melaksanakan sholat, saat hendak keluar dari pintu gerbang masjid, tampak sosok wanita berjilbab yang dia kenal, dan benar saja wanita itu adalah Ima. Farid segera berlari mendatanginya.

"Alhamdulillah akhirnya ketemu juga..!"

"Siapa 'tu ka Im..?" Tanya Sheila sang adik.

"Ga kenal..!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun