Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jejak Para Brahmana (2): Tiba di "Padhepokan Tuhan"

23 Juni 2015   13:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Silakan Sister dulu bicara…”, katanya.

“Tidak, Sister dulu saja silakan…”, kataku.

“Baiklah…, dari mana Sister Raidha tahu padhepokan ini?”

“Dari internet!”

“Dari internet?”

“Ya! Dari internet saya kenal padhepokan ini. Sudah lama sih. Sudah dua tahunan. Awalnya saya mencari-cari informasi tentang meditasi. Banyak saya dengar cerita tentang meditasi, baik melalui buku maupun internet. Sudah cukup lama saya ingin mengerti. Tapi jujur, saya takut tersesat. Sister perlu tahu, saya seorang muslim. Saya tidak mau jadi musyrik. Saya orangnya, sangat mencintai berdialog dengan Allah saja untuk segala persoalan dalam hidup saya. Saya suka sekali  shalat. Dari shalat-shalat itu, saya mencintai tahajud dengan sangat. Shalat pada sepertiga malam. Sister pernah dengar?”

Sister mengangguk dan saya lanjutkan cerita.

“Dalam tahajud, saya seperti berjumpa dan bicara langsung dengan Tuhan. Saat itu saya merasa Tuhan ijinkan saya apa saja. Termasuk menangis sampai puas dalam ‘pelukan’ Tuhan, adalah kesempatan yang setiap hari saya rindu-rindukan. Saya pasti menyesal bila sekali saja kehilangan tahajud saya. Saya pasti kangen sama Tuhan. Walaupun sedekat ini saya dengan Tuhan, tapi saya selalu saja merasa masih belum bersih. Masih banyak dosa. Sister tahu? Dahulu doa-doa saya adalah sebentar minta ampunan, lalu minta berkah, minta rejeki baik untuk saya maupun keluarga saya. Lalu saya minta Tuhan sukseskan seluruh mahasiswa saya. Saya sangat mencintai mahasiswa saya…saya pasti berlinang-linang mendoakan mereka, sebab saya merasakan beratnya hidup dan kesulitan yang mereka rasakan dalam kehidupan. Saya minta Tuhan jaga mereka dimanapun dan mengabulkan doa-doa mereka. Tapi makin ke sini…doa saya hanya satu..”.

“Apa itu?”, Tanya Sister.

“’Tuhan, saya ingin jadi perempuan baiiik. Perempuan yang baik pikirannya, baik hatinya, baik kata-katanya, baik tingkah lakunya…’, tapi itupun sekarang sudah berubah…”, jelasku.

“Maksud Sister Raidha?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun