Sekar merasa bingung. Aku sengaja diam saja ingin tahu reaksinya. Tapi karena kelamaan dia bengong, membuatku tak tega. Aku berdiri dan keluar dari kursiku, memberinya tempat di dekat jendela. "Duduklah di sana" kataku sambil menunjuk kursi yang kumaksud.Â
Sekar nampak berbinar matanya. Ternyata dia memang ingin duduk di dekat sisi kaca bus. "Saya suka lihat pemandangan di jalan, terimakasih pak Rian". Terdengar orang mendehem dengan suara sengaja dikeraskan. Siapa lagi kalau bukan si Ardi yang sengaja menggodaku. Akupun duduk dekat Sekar. Tak bicara. Hanya diam sambil menikmati bukuku saja.Â
Sekar menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan. Dia akan berseru kecil menyebutkan nama bunga-bunga yang dia lihat di halaman runah orang.
"Oh anggreknya indah." Serunya saat kami melewati nursery di pinggran jalan. "Mawar itu besar sekali, hibiscus. Oh Seruni, banyak sekali warna-warni" tak henti-hentinya Sekar menyebutkan nama bunga-bunga yang ia tahu.Â
Berisik sekali bisikku dalam hati yang sedang menikmati kisah di bukuku. Tak kualihkan pandanganku sampai dia sebutkan nama bunga yang terakhir. Seruni. "Mengapa kamu suka bunga seruni, Sekar?" Spontan kubertanya padanya penuh ingin tahu.
Harus kuakui konsentrasiku sudah sejak tadi buyar. Beralih pada gadis bunga di sebelahku. Ah Andai dia tahu rasa yang menggebu ini. Setelah melewati beberapa nursery, sampailah kami di villa yang dituju. Tempatnya indah di kaki bukit. Ada acar kebersamaan sejenak lalu peserta bebas jalan-jalan di sekitar villa. Masing-masing sudah mendapat tempat tinggal bersama keluarganya.Â
Aku, Ardi dan beberapa rwkan pria yang masih single tinggal di kamar villa tersendiri. Sementara Seksr dan veberapa teman wanita yang masih single juga menempati Villa lainnya yang dikhususkan untuk mereka. Pak direktur ini sudah benar-benar menyiapkan semua fasilitas yang kami perlukan untuk berlibur sejenak setelah kerja lembur.Â
Sore itu, selesai acara kebersamaan, masing-masing teman jalan-jalan ke beberapa pusat perbelanjaan yang tak jauh dari villa. Ardi mengajakku ikut serta tapi aku menolak. Masih terasa lelah. Kuambil gitarku dan menuju halaman belakang villa. Terkejutku melihat ada seorang gadis sedang duduk manis mengetik di note booknya yang kecil.
Aku sengaja memelankan langkahku, ingin tahu siapakah dia. Terkejut saat dia yang di depanku menyenandungkan lagi lagu itu. Laguku, yang tercipta dua bulan lalu.
"Saat aku merindu