Tersungging senyum lagi membayangkan bahagianya Sekar penggemar bunga itu.Â
Makan siang di kantin bersama Ardi, yang kami lewati dengan obrolan seru tentang liburan ke Bandung. Ardi bilang kalau aku tak lagi bisa disebit sebagai pria tanpa kata hari ini. Karwna aku terlalu banyak kata, menurut Ardi. "Hatimu bahagia sekali ya, apqkah kau sudah menyatakan perasaanmu pada Sekar? "Â
Ardi memang terbiasa mengutarakan segalanya dengan lugas, tanpa penghalang. Segera saja kumasukkan sepotong buah pepaya yang ada di depanku agar Ardi tak bicara lagi. Bahaya juga kalau ada yang dengar. Apalagi kalau orangnya kenal Sekar.
Ardi menikmati buah pepaya sambil tersenyum geli melihat tingkahku yang katanya seperti anak kecil ketahuan mencuri permen sama ibunya.Â
Tanpa ada jawaban atas pertanyaan Ardi dan memang Ardi tak memerlukam jawaban. Aku kembali ke ruang kerjaku untuk mengumumkan berita baik dari direktur. Segera kukumpulkan timku yang ada 6 orang. Tentu saja mereka sangat senang mendengar kabar gembira dariku.
Sabtu pagi ada dua tim terbaik yang mendapat reward jalan-jalan ke Bandung, jumlah total peserta ada 12 orang tapi setiap peserta diijinkan mengajak keluarganya. Pasti ada keseruan dalam perjalanan ini. Perusahaan kami menyediakan satu bus.Â
Ingin kubawa mobilku saja, tapi Ardi ingatkan, kalau aku bawa mobil apalah artinya kebersamaan yang fiharapkan pak direktur. Akhirnya kuurungkan niatku ini, mengikuti nasihat sohib terbaikku yang juga masuk tim pilihan ini.
Masing-masing menikmati tempat duduk yang sudah mereka pilih bersama keluarganya. Tiba-tiba Ardi yang duduk di sebelahku berdiri mengagetkanku dan pakai acara angkat tangan. "Sekar, di sini ada kursi kosong 1. Lekas duduk sini"
Sekar yang datang paling siang membuat kami harus menunggu sejenak, tapi tidak ada yang marah. Sekar sudah berhasil mengambil hati rekan-rekan kerjanya sehingga kesalahanannya pagi ini dimaafkan.Â
Sekar segera berjalan ke belakang menuju kursi yang aku kira ditunjukkan Ardi padanya. Sementara aku sudah memegang satu buku saja, sambil menunggu bus berangkat.Â
Tiba-tiba Ardi bilang ke Sekar yang sudah sampai dekat kami. "Kamu duduk sini saja, bosan aku duduk bersama Rian terus." Sambil berdiri mwninggalkan kursinya yang tadi ada di sebelahku. Itu pasti mengejutkan aku dan Sekar. Sementara Ardi hanya ketawa kecil dan pindah duduk di belakang kami.