Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ksatria Baja Hitam, Aku Mengingatmu Lagi

18 Juni 2019   16:48 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(One week later)

....

Siapa itu, berhenti depan kosku. Astaga seikat bunga mawar pink itu menandakan seseorang. Tapi, sepeda motor hitam, helm hitam, jaket hitam, celana panjang hitam dan sepatunya pun hitam. Ah siapa dia?

Aku tak beranjak dari tempat dudukku sore itu. Tempat yang menjadi favoritku akhir-akhir ini sambil mengamati adik kosku berkebun. Pot-pot tanaman bunga yang tadinya kupikir hanya berisi tanah, sudah mulai muncul tunas-tunas tanaman baru. Belum kutanyakan padanya apa saja tanamannya. 

Kembali ku amati pengendara motor itu. Dia tak segera turun dari sepeda motor yang sudah diparkirnya di halaman depan kos. Tak juga dilepaskan helmnya. Membuatku semakin penasaran dan heran tapi kudiamkan.

Kesal juga akhirnya dia. Dilepaskannya helm hitamnya. "Hai Bunga, kau tak mengenali ksatria baja hitammu dan belalang tempur lagi?" 

Aku tertawa ketika ku lihat ternyata Andi si pengendara motor hutam itu.

"Tumben naik sepeda motor. Belalang tempur kan hijau. Ini hitam semua sepwda motormu."

Andi turun dari belalang tempurnya, memberikan seikat mawar pink. 

"Aku mengatur kecepatan laju belalang tempurku, agar tak membuat mahkota bunga mawar ini rusak."

Aku menerima dengan senang bunga mawar pink itu. Dibanding mawar merah, aku memang lebih suka yang pink. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun