Untuk itu terapi makanan ini dilakukan untuk menghindarkan anak spektrum autis dalam mengkonsumsi makanan yang dapat memperparah gejala-gejala yang nampak pada anak dengan spektrum autis.Â
Dalam praktik dalam terapi makan biasanya dikenal dengan istilah diet.Â
Tentu diet ini berbeda dengan diet pada umumnya. Pada anak dengan spektrum autis maka biasanya akan mempraktekkan beberapa diet, diantaranya adalah
Diet gluten dan kasein.Â
Gluten adalah protein yang terdapat dalam tumbuhan, seperti gandum dan havermut. Biasanya kandungan gluten ini terdapat pada tepung terigu, oat,mie, roti,kue,biskuit,makaroni,nugget dan makanan olahan lainnya.
 Sedangkan kasein adalah protein yang berasal dari susu sapi. Makanan olahan yang mengandung kasein diantaranya susu,es krim,keju,mentega,yogurt dan makanan yang mengandung susu.Â
Diet ini dilakukan dikarenakan pada sistem pencernaan anak dengan spektrum autis tidak dapat mencerna kandungan protein tersebut dengan sempurna. Idealnya pada anak reguler, protein yang dikonsumsi oleh tubuh akan dipecah menjadi asam amino yang dapat dimanfaatkan pada sistem metabolisme tubuh,Â
namun pada anak dengan spektrum autis protein tidak tercerna dengan baik sehingga terjadi rangkaian protein pendek yang terdiri dari dua asam amino yang disebut  peptid.
 Peptid ini akan diserap oleh darah dan dilanjutkan ke otak yang akan berubah menjadi morfin  yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Sehingga dapat menyebabkan gangguan emosi yang tidak stabil dan perilaku hiperaktif pada anak.Â
Bahkan pada beberapa penelitian dapat menimbulkan gangguan tidur pada anak (Kusumayanti:2011). Penerapan diet gluten dan kasein ini tidak langsung menyetop semua produk olahan gluten dan kasein namun pengonsumsiannya dikurangi secara bertahap. Â Untuk lebih jelasnya tentang diet gluten dan kasein ini akan kami jelaskan pada artikel berikutnya.
Diet anti yeast/ragi/jamur.