Buku nikah? Ya, benar kata Kori. Aku bisa tahu tanggal pernikahan orang tuaku dari buku nikah mereka yang hingga saat ini memang belum pernah kulihat. Bahkan, apakah buku nikah itu ada atau tidak pun aku tidak tahu.
Aku penasaran dan ingin memastikan bahwa aku bukan anak luar nikah.
*****
Aku periksa kamar orang tuaku ketika mereka tidak di rumah. Kutemukan buku nikah dalam laci lemari baju.
Entah kenapa, jantungku berdebar ketika mengambil salah satu dari dua buku yang berhimpitan dalam laci itu. Warna covernya hijau dan bertuliskan BUKU NIKAH ISTRI dengan huruf balok berwarna emas.
Perlahan kubuka dan cermati isinya. Di halaman pertama tertera tanggal pernikahan 20 Mei 2003.
"Astaghfirullaah.." aku mengucap lalu terdiam sambil menggigit bibir bawah.
Ternyata benar, aku anak haram. Mama telah mengandung diriku 2 atau 3 bulan ketika dinikahi Papa.
Ingin rasanya menjerit dan marah menolak kenyataan. Tapi, ini fakta tak terbantahkan.
Aku lempar buku itu kembali ke dalam laci lalu menangis sejadi-jadinya di kamarku.
Aku marah pada kedua orang tuaku dan jijik pada diri sendiri yang ternyata memang anak luar nikah.