Tiba-tiba guntur menggelegar dahsyat dua kali. Kilat menyambar-nyambar dan hujan turun dengan deras diiringi angin kencang.
Dan seperti tadi, hujan deras itu hanya terjadi sekitar 20 detik. Setelahnya langsung tiba-tiba reda.
Namun, beberapa saat kemudian, juga seperti tadi, di kejauhan kembali terlihat kabut putih tebal perlahan-lahan turun.
"Ayo, Bun. Segera jalankan mobil. Kita tidak punya waktu banyak. Sebelum kabut putih itu menyelubungi kita lagi, kita sudah harus keluar," teriak si sulung.
Istri tersentak. Dengan sigap dia injak kopling, mendorong tuas perseneling, lalu menginjak gas. Mobil pun melaju dengan lancar. Tidak ada lagi tabir yang menghalangi. Kami berhasil keluar dari alam antah berantah.
Kami kembali berada di rute perjalanan semula. Berada di jalanan yang kiri kanannya rimba belantara.
Selang lima belas menit, di kejauhan terlihat kelap-kelip lampu seperti kunang-kunang yang berterbangan.
"Ada apa di depan, tuh, Yah?" Tanya istri sambil sedikit memperlambat lari mobil.
"Belum terlihat jelas Bun. Tapi sepertinya cahaya senter. Ada beberapa. Kayaknya itu beberapa orang yang sedang berjalan dengan dipandu cahaya senter."
Semakin dekat, cahaya itu semakin jelas. Benar ternyata perkiraanku tadi. Ada beberapa orang yang sedang berjalan dengan penerangan senter.
Di batas pandangan juga terlihat kelap-kelip lampu. Sepertinya permukiman penduduk.