(Bab 8: Si Sulung Yang Brilian)
"Kenapa, Yah?" tanya si sulung heran melihat aku tiba-tiba melepaskan kedua benda itu dari genggaman.
"Panas sekali. Awal-awal tadi tidak terasa. Ketika bunda mau membuka jendela, mulai terasa panas. Dan barusan sangat panas, tidak tertahankan," jawabku sambil meringis.
Kami kembali dilanda kebingungan. Jendela tidak bisa terbuka. Membuka pintu jelas tidak berani. Sementara, kedua jimat itu tiba-tiba seolah memperlihatkan tuahnya. Bagaimana cara membuangnya keluar mobil?
Si sulung kembali terdiam dan terlihat seperti sedang berpikir keras.
"Dek, bangun ...."
"Ayo, Dek, bangun ...."
Entah kenapa, tiba-tiba si sulung membangunkan anak kedua kami.
Si tengah membuka matanya dan langsung duduk seraya celingak celinguk.
Aku heran, kenapa si sulung malah membangunkan adiknya? Bukannya malah akan menambah masalah jika si tengah nantinya ketakutan?