Mohon tunggu...
Ravenz
Ravenz Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Halo guys.... Kalian suka baca cerita? Kalo suka tulisan Raven jangan lupa follow. Aku juga nulis di beberapa platform yang bisa kalian ikuti juga😉 Akun lain Novelme: Ravenz Karya karsa: https://karyakarsa.com/Ravenz IG: @myca_raven

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Rewind

31 Januari 2022   11:28 Diperbarui: 31 Januari 2022   15:24 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak melihat siapapun, Elsa mengernyit melihat sebuah kado berbentuk hati merah dengan hiasan pita kuning dengan ucapan "Selamat hari valentine."

Bukanya mengambil, gadis itu hanya berkacak pinggang, menoleh kesana-kemari, mencair si pengirim — Jika belum jauh, Elsa ingin memukulnya dengan pegangan sapu sampai patah kaki. Tak salah lagi, pasti Abin adalah pelakunya. Pemuda itu dengan tidak tau diri masih mengirimkan hadiah setiap kali Elsa ulang tahun, setiap tanggal hari jadian mereka dulu, setiap hari valentine — selama 4 tahun ini.

Elsa tak perduli, lagipula ... hari itu terlalu menyakitkan untuk di kenang. Ketika Abin meninggalkannya tanpa menoleh sedikitpun, tanpa menghawatirkan keadaanya yang tinggal sendirian di rumah.

"Elsa? Kenapa kamu tendang kado nya? Lihat tulisannya, itu buat Bunda dan Ayah, pasti itu kado yang nenek bilang kemarin."

Kedua manik mata Elsa membulat kala mendapati sang Bunda yang berjalan memasuki gerbang dengan barang belanjaan di keranjang. Memungut pelan kado itu, Elsa meneguk ludah kasar.

"Bener, ini dari nenek. Elsa kira...."

Bunda tersenyum, meletakan belanjaan di teras, lalu menghampiri putrinya yang duduk di lantai sembari membuka kado yang ternyata berisi coklat khas buatan nenek.

"Elsa," Bunda mengelus lembut rambut pendek putrinya, gaya yang masih tak berubah sejak beberapa tahun lalu, "Cowok juga bisa capek. Dia gak bakal perjuangin kamu selama-lamanya. Abin udah berjuang selama 4 tahun ini, dan kamu gak kasih dia respon sama sekali. Jadi kalo dia berhenti, kamu jangan nyesel. Bunda pengen Elsa buat keputusan terbaik."

Sepeninggal bundanya, Elsa beranjak keluar gerbang. Ini hari valentine, dan harusnya di tengah hari ini kado dari Abin sudah sampai untuk dia tendang dan diinjak-injak. Namun mana? Apa pria itu sudah lelah dengan Elsa? Dan apa Elsa mengharapkan kado itu?

Sial. Daripada gerah dan tercekik kenangan, lebih baik Elsa pergi mencari minuman segar di deret pertokoan. Namun sialnya, hari yang katanya penuh kasih sayang ini semua pasangan seolah berlomba memperlihatkan siapa yang paling romantis, dan Elsa yang naif berjalan sendirian dengan wajah muram.

"Eh, Elsa!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun