Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Senandung Rindu di Langit Senja (Bagian Kedua)

18 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 18 Februari 2024   07:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Dengan langkah cepat, Laras menyeberangi jalan menuju rumah Riana. Dia perlu mendengarnya langsung. Saat masuk, Riana menyambutnya dengan mata sembab dan wajah kusut. Tampak jelas rasa bersalahnya, tak berani menatap mata Laras.

"Kenapa kamu lakukan ini?!" Laras langsung meninggikan suaranya, tak sanggup menahan emosi. "Kamu sahabatku! Bagaimana bisa mengkhianatiku seperti ini?"

Air mata Riana jatuh tak terbendung. "Aku... aku tidak bermaksud... aku minta maaf...," lirihnya tersendat.

"Maaf? Maaf saja tidak cukup!" Laras mencengkeram lengan Riana dengan keras. "Kamu telah menghancurkan semuanya, Ri! Persahabatan kita, hidupku!"

Riana tersungkur, sesak di dadanya kian menghimpit. "Aku tahu... aku salah..." tangisnya pecah tak tertahankan.

"Harusnya kamu memikirkan konsekuensinya!" Suara Laras bergetar hebat. "Bukan malah egois mengikuti perasaanmu!"

"Aku... aku khilaf..." Riana berbisik nyaris tak terdengar.

"Lalu bagaimana dengan Bima? Dia juga suamiku! Sahabatmu!" Laras tak percaya ini semua terjadi.

Riana tak membalas. Bibirnya hanya bergetar dalam hening yang menyesakkan.

"Jawab aku, Riana!" Laras menarik paksa sahabatnya agar berdiri, "Bagaimana bisanya kamu tega menyakiti orang-orang yang mencintaimu?"

"Aku mencintainya, Laras! Aku mencintai Bima!" Air mata membasahi wajah Riana saat teriakannya melesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun