Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Senandung Rindu di Langit Senja (Bagian Kedua)

18 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 18 Februari 2024   07:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Setiap kali dia melihat Bima, dia teringat pengakuan Riana. Rasa sakit dan amarah kembali menggerogoti hatinya. Dia ingin menjerit, ingin menangis sejadi-jadinya.

Namun, dia bertahan. Dia terus berpura-pura demi pernikahannya. Dia masih berharap Bima akan kembali padanya, meskipun dia tahu hatinya telah terluka parah.

Suatu hari, Laras tak kuasa lagi menahan rasa sakitnya. Dia menemukan Bima sedang berduaan dengan Riana di sebuah kafe.

Laras tak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa berdiri diam, menatap Bima dan Riana dengan mata berkaca-kaca.

Bima panik saat melihat Laras. Dia mencoba menjelaskan, tapi Laras tak ingin mendengarnya.

Laras berlari keluar dari kafe, air mata mengalir tanpa henti. Dia tak tahu ke mana dia harus pergi. Dia hanya ingin melarikan diri dari kenyataan pahit ini.

Laras terduduk di taman kecil, menangis sejadi-jadinya. Hatinya hancur berkeping-keping. Pernikahannya yang dia jaga selama ini telah runtuh.

Dia tak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia merasa sendirian, terluka, dan hancur.

Senandung Rindu Berubah Menjadi Jeritan: Akhir yang Penuh Penyesalan (Bagian Akhir)

Tanpa Plot Twist:

Laras masih terduduk di taman kecil, menangis sejadi-jadinya. Hatinya hancur berkeping-keping. Pernikahannya yang dia jaga selama ini telah runtuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun