1. Pendekatan yang Lebih Fleksibel
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas yang ditawarkannya. Menurut Prof. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai.Â
"Dengan Kurikulum Merdeka, kita ingin menciptakan lingkungan belajar yang lebih berpusat pada siswa, di mana guru memiliki otonomi untuk mengadaptasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa," jelasnya.
2. Relevansi dengan Keterampilan Abad 21
Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan dunia kerja saat ini, seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, dan kolaborasi.Â
Prof. Suyanto, seorang pakar pendidikan, menekankan bahwa "Indonesia tidak bisa kembali ke kurikulum yang terlalu fokus pada aspek akademis saja. Kita perlu mempersiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan cepat di dunia yang semakin kompleks."
3. Evaluasi yang Berbasis Kompetensi
Salah satu kritik utama terhadap KTSP dan K13 adalah sistem evaluasinya yang masih terlalu berfokus pada hasil ujian. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian lebih diarahkan pada kompetensi siswa, bukan sekadar penguasaan materi.Â
Hal ini, menurut Dr. Ratna Megawangi, seorang ahli pendidikan anak, adalah "langkah positif untuk mengurangi tekanan ujian dan mendorong pembelajaran yang lebih bermakna."
 Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka
Meskipun memiliki banyak keunggulan, Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan dalam implementasinya, terutama di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses terhadap teknologi dan pelatihan guru yang memadai.Â