Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kado Terindah] Maaf dari Surga

13 Oktober 2019   17:06 Diperbarui: 31 Oktober 2019   06:42 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Bunga tabur di atas gundukan tanah itu mulai mengering dan berubah warna. Meski begitu tanahnya yang kemerahan masih tampak basah. Makam ibu berada tepat di bawah batang frangipani yang kini berbunga lebat.

Rafa bersimpuh di dekat nisan kayu setelah sebelumnya meletakkan setangkai mawar merah segar di sana. Aya yang tadi memetiknya dari halaman samping.

Rafa diam, sibuk menyelami hati dan pikirannya sendiri. Seperti apa perasaannya setelah tahu jasad ibunya kini tertanam di dalam sana?

Sedihkah ia?

Rafa tidak tahu. Tak setetes pun air matanya pernah jatuh lagi sejak belasan tahun lalu. 

Kehilangan kah ia?

Rafa sama tak tahunya. Dia sudah terlalu biasa dalam hal tak memiliki apa-apa, termasuk sanak saudara. Jadi kematian ibu rasanya tak akan terlalu banyak bedanya.

Menyesalkah ia? 

Lagi-lagi Rafa tak tahu. Jika memang harus ada pihak yang menyesal, maka orang itu sepatutnya adalah ibu seorang karena telah melahirkan binatang seperti dirinya. Manusia tidak akan pernah berbuat seperti apa yang dilakukannya di masa lalu. 

"Kak..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun