Hari kelima, dia membawa pulang kartu BPJS dan STNK motor. (Sudah kukembalikan pada pemiliknya).
Hari keenam, giliran potongan tiket parkir sebuah pusat perbelanjaan yang teronggok di dasar kotak.
Sekali-kalinya dia menaruh uang, itu pada hari kedelapan. Uang lima ratusan kertas hijau bergambar orang utan sebanyak dua belas lembar.
Namun..., keanehan mulai terjadi tepat di hari ke-tiga belas. Bolu menaruh kepala ayam penuh belatung di dalam kotak. Aku bergidik. Bau anyirnya membuatku tak selera makan berhari-hari.
Bolu belum berhenti.
Tiga hari selanjutnya, berturut-turut ia memasukkan bangkai tikus, isi perut ikan, dan sesuatu yang tampaknya seperti (mungkinkah ini?) ari-ari bayi baru lahir.
Seolah ingin melengkapi kengerian, aku terus dihantui mimpi buruk. Dalam mimpiku, Bolu menangis, dan berkata tak ingin pergi dariku. Dia ingin aku jadi ibunya. Selamanya.
***
Aku kembali ke Uyul Rent. Sepuluh hari lebih cepat dari kontrak pengembalian. Ini satu-satunya cara mengembalikan kewarasanku. Aku sudah tak tahan dengan semua teror yang ditimbulkan Bolu.
"Maaf, Mbak," kata Audy. "Tapi sesuai prosedur, Bolu hanya bisa dikembalikan jika sudah --"
"SAYA GA PEDULI!" teriakku, disusul umpatan yang akan membuat isi kebun binatang berdemo. Aku sadar semua terjadi akibat salahku sendiri. Tak ada yang memaksaku menyewa tuyul sejak semula.