Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Kuliner] Ikan Pais Sisa Kemarin

9 Juni 2016   23:33 Diperbarui: 9 Juni 2016   23:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Om Arya...."

Meski demikian, Charaka tak menuruti kata-kata Arya. Jalanan berliku tadi sudah berakhir. Guncangan akibat jalan rusak dan berlubang sudah tak berasa. Dia asyik melihat pemandangan padi menguning di balik kaca. Hmm, jadi ini Bengkulu?

Arya mengeraskan volume tape. Lagu "Ikan Pais" yang entah sudah berapa puluh kali diputar selama 2 jam perjalanan dari Lubuk Linggau, kini sudah mencapai bagian refrein.

Rasonyo oy lemak nian , badan keringek rintik rintik

Nasi sepiring sudah habis, raso ndak tambuh

Rasonyo oy lemak nian, badan keringek rintik rintik

Sambalnyo pedeh nambuh lagi, habis segalo...

Charaka tersenyum, menahan gelaknya. Dia mengerti makna lirik lagunya kali ini. Jadi lagunya tentang makanan? Ikan Pais. Seperti apa rasanya? Charaka bertanya dalam hati karena belum pernah mencicipinya. Makanan yang membuat badan berkeringat bintik-bintik kala memakannya, serta merangsang keinginan untuk tambah... Hmm, sepertinya layak dicoba.

*

Nandita buru-buru keluar begitu mendengar suara mobil memasuki halaman. Gadis bertahi lalat di sudut mata itu tak sabar menyambut Boss besarnya. Pak Aryadinata, pemilik rumah megah yang ditinggali Nandita itu memang sudah jauh-jauh hari mengatakan akan pulang. Mungkin lebih tepatnya singgah, karena Pak Arya tak pernah menginap lebih dari dua malam.

"Selamat Pagi, Pak," sambut Nandita begitu Arya keluar dari Toyota Alphard-nya. Dia mencium tangan Arya laiaknya ayah sendiri. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun