Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Revangga, Pak Dosen Tampan Itu

3 Februari 2016   16:08 Diperbarui: 3 Februari 2016   16:34 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ndak ada tapi-tapian! Kalau kamu malu, hiduplah dengan rasa malumu. Tapi kamu harus ingat, kamu makan, kamu bisa sekolah, bisa kuliah, sampai jadi ‘orang’ begini itu dari hasil ibumu ini ngemis dari dulu! Ingat itu!” Perempuan itu lantas pergi tanpa berbalik, mengabaikan putra yang menyerukan “Ibu...,ibu,” berulang kali.

Ketika perempuan tua itu menghilang di belokan, tinggallah lelaki termenung seorang diri. Cukup lama dia berdiri sediam patung Budha, sebelum akhirnya menyadari jalanan sekitarnya berpotensi macet akibat parkir sembarangan. Saat dia berbalik untuk membuka pintu mobilnya, wajahnya terlihat sekilas oleh Ezra yang masih sembunyi di dekat pot setinggi tubuhnya. Dia Revangga, Pak Dosen Tampan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun