Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gandhi dan Kaisar Puyi- Tokoh Film Biopik Apik Menarik, Melekat di Hati

24 Juli 2023   18:44 Diperbarui: 25 Juli 2023   05:39 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghargaan terhadap warisan budaya: Film ini juga menggarisbawahi pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya suatu bangsa. Penonton akan merasa lebih menghargai kekayaan budaya China dan pentingnya mempertahankan tradisi dan nilai-nilai tersebut. setidaknya itu menurut perspektif penulis, setelah menonton film ini. 

Ucapan Inspiratif

Salah satu kalimat paling populer di film ini adalah: "I'm the emperor, but I'm not a real man."- ("Aku adalah seorang kaisar, tetapi aku bukan manusia sempurna sejati.")

Kalimat ini diucapkan oleh Puyi, sang kaisar terakhir China, saat ia merenungkan posisinya yang tinggi dan berkuasa, namun merasa kehilangan esensi kemanusiaan sejati dalam kehidupannya.

Puyi merasa terisolasi dan kesepian di istananya yang mewah, terpencil dari kehidupan nyata di luar dinding istana, yang penuh hirup pikuk kehidupan nyata dunia.

Pesan dari kalimat ini sangat kuat, mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan materi tidaklah cukup untuk mencapai kebahagiaan dan arti sejati dalam hidup seseorang.

Puyi menyadari bahwa menjadi manusia sejati melibatkan lebih dari sekadar posisi atau status sosial, tetapi juga melibatkan empati, relasi dengan orang lain, dan pengalaman hidup yang bermakna.

"I'm the emperor, but I'm not a real man" menjadi salah satu kutipan yang menonjol dari film "The Last Emperor" dan menjadi cerminan mengenai pentingnya menjalani kehidupan dengan bermakna, penuh empati, dan mencari arti sejati dari keberadaan kita sebagai manusia. (mendalem refleksinya. iya nggak sih. Hihihi).

Mengakhiri Ulasan

Menyudahi ulasan ini, seusai menonton film biopik "Gandhi" dan "The Last Emperor," kita sebagai penonton, setidaknya menurut penulis, mungkin akan merasa terinspirasi, terpesona, dan lebih sadar tentang pentingnya nilai nilai universal, terutama tentang: perdamaian, keadilan, dan keberagaman budaya, empati sosial, dan penghargaan atas kemanusiaan, dalam dunia yang terus berubah ini. Begitulah kura kura... Sudah ya, bye bye..

Selesai * penulis penggemar film layar lebar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun