Gandhi memimpin kampanye Satyagraha, yaitu gerakan perlawanan non-kekerasan yang menentang monopoli garam oleh kolonial Inggris. Adegan dramatis terjadi ketika Gandhi dan para pengikutnya berjalan puluhan kilometer untuk mengumpulkan garam dari laut, mengabaikan larangan penguasa Inggris.
Tonggak dramatis selanjutnya, yaitu peristiwa pembantaian Amritsar, di mana pasukan Inggris menembaki kerumunan massa yang berunjuk rasa. Adegan Pembantaian Amritsar, dikenal dengan sebutan "Jallianwala Bagh Massacre."
Adegan ini menggambarkan kejadian nyata pada 13 April 1919 di Amritsar, Punjab, India, di bawah pemerintahan Inggris. Kala itu, ribuan warga India berkumpul di area terbuka yang dikenal sebagai Jallianwala Bagh untuk berdemonstrasi secara damai menentang undang-undang kekerasan di India dan menuntut kemerdekaan.
Dalam adegan ini, sekonyong konyong pasukan Inggris di bawah komando Kolonel Reginald Dyer datang dan mengepung Jallianwala Bagh. Dengan dingin dan tanpa ampun, pasukan Inggris menembaki kerumunan orang yang tak berdaya. (pada adegan ini, penulis menutup mata. Tak tega melihatnya).
Adegan ini sangat memilukan karena menunjukkan bagaimana para pengunjuk rasa, termasuk wanita dan anak-anak, ditembaki dengan peluru tajam tanpa peringatan, sementara jalan-jalan keluar sudah diblokir. Sedikitnya seribu orang warga sipil tewas dalam peristiwa memilukan itu.
Peristiwa ini menjadi momen penting yang mendorong Gandhi untuk memperjuangkan kemerdekaan India dengan metode "Aksi tanpa kekerasan". Gandhi memimpin aksi "Boikot Garam Nasional" yang lebih besar. Dan Aksi ini akhirnya membuahkan hasil. India merdeka dari jajahan Inggris pada 15 Agustus 1947.
Ketika India mencapai kemerdekaannya, perpecahan muncul antara umat beragama. Adegan dramatis di film adalah ketika Gandhi melakukan puasa untuk menyuarakan perdamaian dan persatuan, dengan harapan untuk menghentikan kekerasan.
Upaya damai Gandhi untuk menyatukan India, gagal. Dia tewas dibunuh oleh seorang ekstrimis agama tertentu di India, nun di kala itu. Dan seluruh India pun berduka atas berpulangnya Mahatma Gandhi, pada 30 Januari 1948.
Gerakan Perdamaian, Aksi Tanpa-Kekerasan
Film "Gandhi" berhasil menghadirkan adegan-adegan dramatis ini dengan kuat, menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan tekad seorang pemimpin karismatik India yang hebat dalam mencapai tujuan mulianya untuk mencapai kemerdekaan India dan memperjuangkan perdamaian melalui prinsip gerakan perdamaian, aksi tanpa-kekerasan.
Salah satu ucapan terkenal Mahatma Gandhi adalah: "An eye for an eye only ends up making  the whole world blind." - (Mata ganti mata hanya akan membuat seluruh dunia buta.) Ia menekankan bahwa balas dendam dan kekerasan hanya akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan dan tidak akan menghasilkan solusi berkelanjutan.
Gandhi sangat mendukung pendekatan non-kekerasan (Ahimsa) sebagai cara terbaik untuk mengatasi masalah dan mencapai perdamaian India dan menginspirasi dunia.