Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode #18)

27 April 2023   20:15 Diperbarui: 28 April 2023   18:07 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelap dalam Gulita Malam, Episode #18/ Cover Image by D.Wibhyanto / Dokumen Pribadi.

"Sendiko, kakang Baruklinting", jawab Demang Darismanta singkat.  

Palbapang, perbatasan Mataram -- Mangir.

Kelima orang berkuda itu memacu kuda-kuda mereka dengan kencang kembali pulang ke Selo Merbabu. Selama perjalanan, Pulanggeni berbunga-bunga hatinya, sebab upayanya menagih janji ke Baruklinting, telah sebagian dilunasi. Bahkan dia membawa pulang beberapa gepok uang perak dan emas pemberian Baruklinting. Dia sudah tak sabar untuk segera tiba di Selo Merbabu, untuk segera memberi kabar ke orang-orangnya, bahwa kehidupan baru yang lebih baik bagi gerombolan Nogo Kemuning akan mereka jalani di Mangir. 

Sementara itu Ki Pamungkas kepala divisi Telik Sandi Mataram yang ikut dalam rombongan itu, berpikiran lain. Dia merasa harus segera menemui anak buahnya di suatu tempat yang kini mereka sepertinya telah menunggu. Ki Pamungkas sudah tak sabar untuk melaksanakan misi intelijennya bersama anak buahnya itu, yakni menggebug Mangir dan Baruklinting. Itu seperti amanat yang diterimanya langsung dari sesepuh dan petinggi Mataram, Ki Juru Martani.

Maka sampailah rombongan berkuda itu di sebuah persimpangan jalan di daerah perbatasan wilayah Mataram dan Mangir yang disebut Prapatan Palbapang. Mereka menghentikan sejenak perjalanan mereka. Kepala divisi Telik Sandi Mataram yang bersama rombongan kecil itu ingin memisahkan diri dari rombongan. 

"Biarlah saya memisahkan diri darimu, di tempat ini, kakang Pulanggeni. Saya ingin menyelesaikan suatu urusan bersama orang-orangku yang telah menunggu di suatu tempat. Kelak kita bertemu lagi di Kotapraja Mangir", ujar Ki Pamungkas.

"Baiklah dimas sinuwun. Temuilah orang-orangmu. Sementara kupersiapkan orang-orangku untuk segera bergerak ke Mangir. Sesuai apa yang kita rencanakan, kita kelak bertemu di Kotapraja Mangir", jawab Pulanggeni. 

"Aku akan membawa orang-orangku memasuki Mangir, pada saat Hari Pasaran di Pasar Gede Kotapraja", pungkasnya kemudian.

Lalu mereka berpisah di perempatan jalan itu. Pulanggeni bersama Margopati, Argoseto dan Arya Jalu meneruskan perjalanan pulang ke Selo Merbabu. Sedangkan Ki Pamungkas memacu kudanya menyimpang ke arah jalan lain. 

Sebuah tempat tersembunyi, di Desa Selarong.

Angin malam berhembus di Selarong. Di sebuah gubug bambu tempat tersembunyi di tepi desa itu, tiga orang berpakaian petani sederhana sedang mengelilingi sebuah perapian kecil di depan gubug itu. Ketiganya tidak berkata-kata. Mereka sibuk menghangatkan tangan di sekitar perapian, mengusir dinginnya udara malam di tempat itu. Sesekali bunyi burung Bulbul terdengar dari pepohonan besar di samping gubug itu, dan bunyi gemeretak api membakar kayu-kayu menumpuk di perapian kecil itu. 

Tak ada penerangan lampu teplok atau lampu ublik di gubug itu. Sehingga hanya seperti bayangan hitam ketiga orang itu saja yang tampak mengitari perapian kecil. Langit tak berbintang dan bulan masih tampak tipis. Bulan nanggal kepapat. 

Ketiga orang itu tampak bersiaga, manakala dari kejauhan terdengar bunyi tapak kaki kuda berlari kencang menuju ke arah mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun