Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dengan melibatkan Badan Informasi Geo Spasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI Angkatan Laut menunjukkan bahwa panjang garis pantai Indonesia tahun 2018 adalah 108.000 kilometer (km).
Dari gambaran wilayah tersebut menunjukkan bahwa betapa luasnya negara kita yang terdiri dari beberapa pulau. Dari persebaran pulau itu pula tersebar beberapa sekolah dan pendidik, mulai dari pulau kecil sampai pulau besar (terdepan, terluar dan tertinggal).Â
Kita tak bisa menutup mata bahwa salah satu kondisi faktual yang dihadapi masyarakat sekolah [pendidik dan siswa] khususnya yang menetap di wilayah [kepulauan] tertinggal adalah keterjangkauan untuk mengakses sarana dan prasarana umum semisal keterbatasan listrik-sinyal, jarak antar pulau, sarana transportasi yang kurang memadai sehingga akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkeadilan tidak merata, baik siswa maupun guru itu sendiri.
*****
Pembangunan di bidang pendidikan dalam konteks nasional khususnya kemajuan tenaga pendidik dan atau peserta didik dapat [perlu] diukur berdasarkan tingkat pemerataan pembangunan antara perkotaan dan pelosok pedesaan [kepulauan].Â
Pemetaan geografis perlu dilakukan untuk mengukur perubahan kemajuan. Hal ini penting, sebab dalam kurung waktu yang cukup panjang, kelompok-kelompok masyarakat baik pendidik maupun siswa yang jauh dari akses informasi, komunikasi dan transportasi kurang bisa mengakses pembaharuan ilmu, termasuk IT.
 Kenapa demikian, lagi-lagi karena terbatasnya penyediaan sarana. Jadi barometer penunjang kemajuan kualitas pendidik dan atau peserta didik jangan hanya melihat pada satu titik [sudut pandang], pemberian tunjangan sertifikasi guru.
Tapi mari kita melihat secara menyeluruh apa yang menyebabkan demikian, sudahkah pemerintah hadir berbenah memberi fasilitas yang adil dan merata?Â
Jangan-jangan kita hanya memandang Indonesia di pusat pemerintahan saja dan melupakan masyarakat pelosok dan kepulauan. Lalu setelah itu membuat kompetisi kemampuan kualitas guru dan menyimpulkan guru tak berkualitas.
*****
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab [tuduhan] guru tak berkualitas, diantaranya akan saya uraikan dua point penting yang menjadi penyebab masih adanya guru yang dianggap belum berkinerja baik.