Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
Untuk Meningkatkan Antusiasme dan Keaktifan Belajar MatematikaÂ
Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat
Di Kelas VII SMPN 3 BOGOREJO SATAP
Â
Aprilia Danu Wijayanti
Email : bundanulia@gmail.com
Â
Program Studi Pendidikan Matematika
PPG Dalam Jabatan Univesitas PGRI Madiun
Â
Â
Â
ABSTRAK
Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah. Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, Student Team Achievement Division dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio motivasi), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik. Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat pemahaman materi yang rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemapuan guru dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kuarngnya pemaanfaatan sarana dan prasarana yang selama ini ada; (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi; (7) Kurangnya kemampuan TPACK (Technologi Pedagogical Content Knowledge). Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut: (1)  Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran. Sedangkan strategi yang digunakan guru untuk menyelesaikan masalah adalah: (1) Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu model Problem Based Learning (PBL) (Syahputra, 2021); (2) Guru memanfaatkan media teknologi/inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu video pembelajaran; (3) Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan tepat. Seperti bahan ajar dan lain-lain; (4) Memanfaatkan LKPD; dan (5) Memilih media pembelajaran sebagai alat pendukung selama proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) berbantukan PPT dan video motivasi, terhadap peningkatan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMPN 3 Bogorejo Satu Atap. Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan antusias dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat.  Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan  rata-rata nilai siswa sebesar 85,9. Para siswa juga telah menunjukkan  kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensistesis, mengenal permasalahan dan pemecahan, menyimpulkan, dan mengevaluasi (Hamdani, et al., 2019). Berdasarkan hasil analisis pada hasil pengerjaan LKPD dan Soal Latihan dapat diketahui bahwa rata -- rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85,9 dimana terdapat 4 siswa mendapat nilai 100, 3 siswa mendapat nilai 90, 6 siswa mendapat nilai 80 dan 3 siswa mendapat nilai 75. Berdasarkan hasil analisis pada penilaian sikap yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri dapat diketahui bahwa rata -- rata siswa menunjukan sikap selalu konsisten terhadap aspek sikap yang dinilai yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri ditunjukan dengan presentase skor siswa sangat baik dalam Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri yaitu 100%. Berdasarkan hasil analisis penilaian keterampilan yaitu Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah dapat diketahui bahwa dari 16 siswa terdapat 11 siswa yang terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah dan terdapat 5 siswa yang sangat terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah. Dari 16 anak terlihat 93,75 % atau 15 anak sudah antusias, dan 81,25 % atau 13 anak sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Kata Kunci: Metode diskusi, hasil belajar matematika, Keliling dan luas bangun Datar Segi Empat
Â
PENDAHULUAN
Keaktifan merupakan suatu hal yang sangat berperan penting didalam setiap proses belajar mengajar. Dengan adanya daya keaktifan dari siswa didalam proses pembelajaran, maka siswa sebagai peserta didik lebih cenderung memiliki rasa ketertarikan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif (Kurniawati, et al. 2017).
Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah. Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, Student Team Achievement Division dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio motivasi), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik
Keterampilan berpikir kritis sangat penting dikuasai oleh siswa agar siswa lebih terampil dalam menyusun sebuah argumen, memeriksa kredibilitas sumber, atau membuat keputusan. Berpikir kritis juga dapat meningkatkan penalaran etis dan moral. Dengan mendorong peserta didik untuk mengevaluasi informasi dan argumen dari berbagai perspektif, berpikir kritis dapat membantu peserta didik mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang sudut pandang dan budaya yang berbeda (Rahardhian, 2022).
Di sisi lain, guru belum optimal menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran serta guru belum menggunakan media pembelajaran. Peserta didik juga mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat. Kondisi tersebut dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat belajar peserta didik, faktor lingkungan sosial dan keluarga yang belum mendukung, dan ditambah guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru kurang bersemangat dalam mengembangkan teknologi yang  ada sekarang ini. Guru belum mengoptimalkan  pemanfaatan tehnologi yang ada disekolah sehingga berpengaruh terhadap minat  belajar.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum Merdeka yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang peserta didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan disarankan dalam implementasi  Kurikulum  adalah model pembelajaran berbasis masalah Student Team Achievement Division (STAD). STAD merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan penyelesaian masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam STAD siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, STAD mengajarkan peserta didik untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Â
Setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan model STAD, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model STAD ini diterapkan pada kelas yang lain ternyata proses dan hasil belalajar peserta  didik  sama baiknya. Praktik pembelajaran STAD yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan model STAD.
Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, Student Team Achievement Division dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio motivasi), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik.
Dalam kegatan PPG ini, peran saya dalam melaksanakan aksi PPL 2 yang ternyata menjadi alternatif solusi bagi masalah-masalah yang saya hadapi. Â Peran saya diantaranya adalah sebagai pengelola kelas yang mengorganisasikan dan memantau kegiatan belajar siswa, menjadi fasilitator dan motivator dalam menerapkan Pembelajaran Student Team Achievement Division, memastikan Pembelajaran Student Team Achievement Division berjalan dengan baik, sebagai mediator antara materi pembelajaran dan siswa, yaitu kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran yang bisa menjembatani siswa dengan materi pembelajaran, dan sebagai observer/pengamat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tanggung jawab saya disini adalah sebagai administrator yang menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan materi dan karakteristik siswa, dan melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Student Team Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme dan memiliki ciri-ciri yaitu ada penyajian materi, siswa belajar dalam kelompok kecil, ada kuis, dicari skor perkembangan individu dan ada penghargaan kelompok (Trianti, 2011). STAD dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa.
Menurut Ahmad Jamolang (2012) penggunaan model pembelajaran STAD sudah tepat. Model ini telah meningkatkan soft skills dan hard skills siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran kooperatif yakni pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampilan sosial.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat pemahaman materi yang rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemapuan guru dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kuarngnya pemaanfaatan sarana dan prasarana yang selama ini ada; (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi; (7) Kurangnya kemampuan TPACK (Technologi Pedagogical Content Knowledge).
Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMPN 3 Bogorejo Satu Atap (Joko Sugiharno, S. Pd) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Dr Swasti Maharani, M.Pd) dan guru pamong (Septina Aritaningrum, S.Pd, Gr) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru matematika (fasilitator); (5) Â Â Â Â Â Siswa/siswi kelas VII SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran Student Team Achievement Division berbantukan PPT dan video motivasi, terhadap peningkatan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
PEMBAHASAN
Guna memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah dituangkan dalam pendahuluan guru melakukan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut: (1) Â Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran.
Sedangkan strategi yang digunakan guru untuk menyelesaikan masalah adalah: (1) Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu model Student Team Achievement Division (STAD); (2) Guru memanfaatkan media teknologi/inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu video pembelajaran; (3) Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan tepat. Seperti bahan ajar dan lain-lain; (4) Memanfaatkan LKPD; dan (5) Memilih media pembelajaran sebagai alat pendukung selama proses pembelajaran.
Pelaksanaan aksi dilakukan pada tanggal 27 Januari 2024. Kegiatan rencana aksi di desain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi. Dalam pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dan bersemangat dengan kegiatan pembelajaran hari itu. Adapun pelaksanaan aksi sebagai  berikut:
1. Â Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan salam dan doa, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan apersepsi dan motivasi serta mengaitkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejuah mana kesiapan  peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan mekanisme pembelajaran hari ini (cakupan materi dan uraian kegiatan mulai dari diskusi, presentasi), dan penilaian yang terdiri dari tes tertulis untuk penilaian pencapaian pembelajaran dan penilaian sikap jujur dan disiplin peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
2. Â Inti
   A. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan motivasi
Peserta didik menyimak dan memperhatikan yang diberikan oleh guru, mengamati    PPT dan video motivasi yang ditayangkan oleh guru.
B. Â Penyampaian informasi
Guru menyampaikan materi pembelajaran  tentang bangun datar segi empat.
C. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil kemudian membagikan LKPD sebagai bahan diskusi.
D. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru memantau dan membimbing siswa diskusi dalam menyelesaikan tugas..
E. Evaluasi
Guru memberikan game cerdas cermat untuk memperoleh skor kelompok.
F. Memberi Penghargaan
Guru memberikan penghargaan atas tingginya upaya Kerjasama dalam proses pembelajaran kelompok maupun individu.
Penutup
Guru Bersama peserta didik mengambil kesimpulan. Siswa mengerajakan soal evaluasi mandiri dan mengisi angket keaktifan siswa.
Siswa Bersama guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMPN 3 Bogorejo Satu Atap (Joko Sugiharno, S.Pd) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Dr Swasti Maharani, M.Pd.) dan guru pamong (Septina Aritaningsih, S.Pd, Gr) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru matematika (fasilitator); (5) Siswa/siswi kelas VII SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
Sumber daya yang saya perlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah: (1) Pengetahuan mengenai model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD); (2) Penyusunan media pembelajaran melalui aplikasi Canva/PTT; (3) Penyusunan bahan ajar dan LKPD yang menarik melalui aplikasi Canva/PPT; (4) Penyusunan soal evaluasi yang menarik melalui aplikasi word; (5) Perangkat pembelajaran yang lengkap dan tepat; (6) Laptop, HP, proyektor, layar proyektor; dan (7) Sarana dan prasarana yang memadai.
Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan antusias dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat.  Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan  rata-rata nilai siswa sebesar 85,9 dan adanya pencapaian KKM. Para siswa juga telah menunjukkan  kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensisntesis, mengenal permasalahan dan penyelesaian, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Berdasarkan hasil analisis pada hasil pengerjaan LKPD dan Soal Latihan dapat diketahui bahwa rata -- rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85,9 dimana terdapat 4 siswa mendapat nilai 100, 3 siswa mendapat nilai 90, 6 siswa mendapat nilai 80 dan 3 siswa mendapat nilai 75. Berdasarkan hasil analisis pada penilaian sikap yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri dapat diketahui bahwa rata -- rata siswa menunjukan sikap selalu konsisten terhadap aspek sikap yang dinilai yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri ditunjukan dengan presentase skor siswa sangat baik dalam Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri yaitu 100%. Berdasarkan hasil analisis penilaian keterampilan yaitu Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah dapat diketahui bahwa dari 16 siswa terdapat 11 siswa yang terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah dan terdapat 5 siswa yang sangat terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi penyelesaian masalah. Dari 16 anak terlihat 93,75 % atau 15 anak sudah antusias, dan 81,25 % atau 13 anak sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) sangat membantu meningkatkan keaktifan dan antusiasme siswa dalam belajar, peserta didik mau mendengarkan dengan baik dan tenang selama pembelajaran bahkan bukan hanya guru yang dominan dan kelas melaikan siswa juga ikut aktif dalam kegiatan tersebut. Siswa mampu berfikir kristis dan percaya diri ketika harus memberikan tutor sebaya. Siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan hati yang senang dan tidak monoton karena penggunaan media dan model pembelajaran yang bervariasi. Seperti penggunaan video, ppt dan alat praktik yang nyata. Hasil dari rencana aksi yang sudah dilakukan hasilnya sangat efektif. Hal ini dikarenakan didukung oleh model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) yang tepat, media video motivasi yang inovatif, dan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Respon orang lain terkait dengan strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah (1) Kepala sekolah merespon dengan memberikan tanggapan yang positif, bahkan sering memberikan masukan agar rencana aksi yang dilakukan terlaksana menjadi rencana aksi pembelajaran yang lebih bermakna; (2) Respon dari teman sejawat juga sangat memberikan dukungan dan respon yang positif terhadap aksi yang saya lakukan.; dan (3) Tanggapan dari peserta didik mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sangat menyenangkan dan sangat bervariatif jadi peserta didik tidak merasa bosan.
Sedangkan yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang saya dilakukan antara lain: (1) Dukungan dan bimbingan dari dosen dan guru pamong serta teman mahasiswa yang selalu memberi motivasi dan serta saran yang mendukung kegiatan PPL ini; (2) Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat turut membantu memberikan fasilitas dan waktu dalam melaksanakan praktek ini; (3) Antusias perserta didik dalam mengikuti pembelajran meskipun kegiatan pembelajaran seperti ini baru mereka dapatkan; (4) Dapat mengantisifasi atau mengatasi tantangan yang dihadapi sebelum hari pelaksanaan PPL; (5) Melakukan refleksi setiap tahapan yang dilalui.
Pembelajaran yang dapat diambil dari seluruh proses Bast Pactice ini adalah: (1) Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran semestinya seorang guru harus memiliki kesiapan yang cukup baik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan terarah sesuai dengan tujuan yang telah dirancang; (2) Terus melakukan inovasi- inovasi baru akan membawa hal yang sangat baik terhadap perkembangan dan motivasi belajar perserta didik; (3) Menjadi guru yang kreatif dan inovatif sangat menyenangkan.
KESIMPULAN
 Penerapan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan pelaksanaan aksi yang tepat dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
(1) Meningkatkan keaktifan siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
(2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
(3) Meningkatkan antusiasme siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
(4) Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 3 Bogorejo Satu Atap.
Pembelajaran  berharga yang dapat diperoleh dari proses praktik aksi yang telah dilakukan oleh guru adalah guru harus merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berpusat pada peserta didik. Kemampuan guru menggunakan dan memanfaatkan teknologi harus ditingkatkan.Â
Â
Â
Daftar Pustaka
Â
Mustakin, Mustakin, Muh Yunus, and Hastuti Hastuti. "Pengaruh Motivasi dan Keaktifan terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4.2 (2022): 3067-3075.
Ibrahim, M. & Nur, M.. (2010). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pasca Sarjana UNESA, University Press. http://eprints.unm.ac.id/9011/1/Buku%20Model%20Problem%20Based%20Learning_Watermark.pdf
Hamdani. M.,  Prayitno B.A., & Karyanto. P. (2019).  Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis  Melalui Metode Eksperimen. Proceeding Biology Education Conference Volume 16, Nomor 1 Halaman139- 145.
Kurniawati,Y., Â Ngadimin, & Farhan, A. (2017). Hubungan Keaktifan Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Penerapan Model Pembelajaran group Investigation. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 (2), 2017, 243-246.
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sosiolium/article/download/30454/13385
Rahardhian, A. (2022). Kajian Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill) dari Sudut Pandang Filsafat.Jurnal Filsafat Indonesia, 5(2), 87-93.
Saputra, Y. A. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah PGSD, 5(2).
Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)
Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)
Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)
Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)
Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)
Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)
Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi pada aksi PPL ini dengan menggunakan model PBL, dilakukan rencana tindak lanjut :
1. Melanjutkan pelaksanaan strategi pembelajaran berhubungan dengan topik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan perserta didik.
2. Setelah menyelesaikan kegiatan PPL dan Best Practice pada kegiatan ini saya
mendapatkan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan baru tentang materi yang harus saya kuasai mulai materi profisional maupun pedagogik serta cara menyusun materi pembelajaran yang menyesuaiakan dengan keterampilan pembelajaran abad 21.
3. Setelah menyelesaikan kegiatan ini saya memeriksa kembali dokumen- dokumen perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Kemudian memperbaiki beberapa kekurangan dan kesalahan pada LKPD , Media, Asesmen yang sudah dilakukan dan dipersentasikan bersama dosen pembimbing, guru pamong dan teman- teman PPG.
4. Mengadaptasi model- model pembelajaran inovatif sesuai karakteristik materi dan perserta didik untuk kemudian di terapkan disekolah.
5. Melakukan desiminasi atau berbagi praktek baik pembelajaran dari hasil mengikuti kegiatan PPG kepada Bapak ibu guru di sekolah.
6. Mengikuti kegiatan seminar, workshop, webinar, pengembangan keprofesinalan
berkelanjutan dan kegiatan pengembangan yang relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H