Mohon tunggu...
apip budiantoSimamora
apip budiantoSimamora Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang mahasiswa semester 5 yang memiliki kerinduan untuk berbagi cerita kehidupan dan gaya hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hambatan dan Tantangan dalam Upaya Berokumene

29 November 2019   22:10 Diperbarui: 29 November 2019   22:28 3495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c.       Materialisme

 

Pola hidup ini menciptakan mentalitas yang mengagung-agungkan materi atau benda. Segala sesuatu diukur atas dasar materi. Hal ini juga sering terjadi dalam gereja. Misalnya segala sesuatu di fokuskan pada pembangunan gereja secara fisik saja.[2]

 

Tawuran. Pertikaian yang  melibatkan  kelompok (pelajar atau masyarakat) marak  terjadi  akhir-akhir  ini. Sebuah  fenomena social yang  sebenarnya  bukan  baru,  tetapi  eskalasi  yang meningkat sepantasnya  membuat  kita  prihatin. Masyarakat  kita menjadi  sensitive  dan  sangat  reaktif  terhadap  'perbedaan  nilai'  atau  apa pun.  Krisis  kearifan  dan  toleransi.

 

Kedua, Kekerasan Terhadap  Minoritas.  Kasus  kekerasan  terhadap Ahmadiyah, HKBP dan  GKI  Yasmin yang belum  tuntas  adalah  'bom  waktu'  yang  membahayakan harmoni  kebangsaan  kita  yang  selama  ini  bercirikan toleransi. Pemerintah  oleh  berbagai  kalangan  dianggap "mandul & cuek"  atas  penjajahan  modern  ini.

 

Tentu  masih  ada indicator-indikator  lain  yang  mungkin  lebih  ideal,  bisa  kita  jadikan ukuran. Resistensi  beberapa  elemen  masyarakat di  Indonesia  ketika  Presiden  SBY  menerima  penghargaan "World Statesman Award" dari  Appeal Of  Conscience  Foundations (ACF)  di  New  York  pada  tanggal  30  Mei  2013  menunjukkan ada "goresan luka"  atau  ketidakpuasan elemen masyarakat  atas  penanganan  penindasan  terhadap kemajemukan. Pemerintah  dianggap  'membiarkan' adanya  penindasan terhadap kaum minoritas  yang  berbeda  dengan  yang  merasa  berhak atas rumah  kebangsaan ini.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun