"Ahli cinta," ayah Rindu menjawab.
"Kamu kan bertanya apa arti cinta. Kalau Bapak sih, sudah pasti tidak bisa menjawabnya. Kalau Pak Djoko, Bapak kira dia akan bisa menjawab pertanyaanmu."
Rambut di kepala Rindu kecil dielus dengan lembut oleh ayah Rindu. Rindu kecil yang matanya berbinar menatap ayah Rindu sambil berkata, "kalau begitu aku akan mencari Pak Djoko, ya Pak?", yang disambut dengan anggukkan kepala yang menenangkan dari ayah Rindu.
---
Belum sempat menyanyikan nada yang sudah ia hapal itu, Rindu sudah dirundung orang-orang.
"Si gila datang lagi, hei teman-teman!" cemooh perundung satu
"Hush, jangan dihina, dia ini orang terkenal loh.. terkenal gilanya, ha ha ha," cemooh perundung dua, yang diikuti dengan berbagai perkataan lain, cemoohan berbagai rupa dari perundung tiga, empat, lima, dan seterusnya.
Rindu tak berdaya di tengah kepungan cemoohan itu. Tapi terbersit dalam pikirannya untuk membela apa yang bisa dibilang amanat dari ayah Rindu kepadanya.
"Aku hanya ingin mencari pak Djoko, kenapa kalian begitu menghina? Apa kalian sendiri tak merasa sebagai orang yang hina dengan berlaku demikian?" angkat bicara Rindu membela diri.
"Apa kau bilang?!" perundung enam murka.
"Ayo kita beri pelajaran dia!" perundung empat belas angkat bicara.