"Hah?"Â
"Itu loh ... yang tadi," Tavi mencoba memberikan petunjuk dengan dagunya ke arah lapangan, tapi Chila enggan untuk menoleh.Â
Bugh
"Mbak! Ga papa kan? Mbak La?? Mau ngapainn??" Tavi panik melihat Chila mengambil bolanya kasar dan dengan amarah menuju ke tengah lapangan.
"Kece kayak gitu? Gak! Kenapa sih kalian suka ganggu orang yang lemah??" Chila melemparkan bolanya ke hadapan lawan bicaranya dan ditangkap mudah oleh sang empu.
"Kalau tau lemah, ga usah sok jadi pahlawan."Â
"Kalau tau ga bisa famous, ga usah sok jadi primadona."Â
"Bisa."Â
"Gak! Kalian ga bisa, kalian cuman mengandalkan jabatan orang tua dan harta!!" pungkas Chila meluapkan semua emosinya yang ia bendung 3 tahun ini.
"Memang, ga ada masalah dengan itu Chila. Selagi manusia masih mau disuap menyuap, itu bukan salah kaminya."
Chila bertepuk tangan dengan lontaran kalimat yang baru saja terjun dari mulutnya, kata-kata realistis yang kurang tepat bagi anak seusia mereka.Â