"Siap!" Usha melepas dekapannya, lalu meragakan hormat bendera pada pak Muh, setelahnya merangkul Jerry untuk sama-sama keluar dari area kamar mandi.
Chila mendengar pembicaraan mereka dari awal hingga akhir di balik tembok. Jika ia kesana akan menambah hal buruk, maka dari itu cara terbaik adalah mengundang pak Muh untuk menyelesaikan masalah ini.Â
Nyatanya pak Muh hanya sebagai figuran disana. Pak Muh disuap untuk tidak membocorkan perilaku mereka berdua di area sekolah, semuanya termasuk perbuatan bajingan.
Chila menceritakan kejadian ini ke bundanya, tapi justru ayahnya yang meluapkan emosinya. Keluarga kecil itu sedikit berunding tentang hal ini, bundanya tidak mau Chila ikut campur. Sedangkan ayahnya tidak mau kejujuran hilang di era ini.Â
Kok sedikit nyesel ya, Chila membatin di tengah pertengkaran kecil kedua orang tuanya.
"Mbak Chila ..!" sapa seseorang dari kejauhan. Dia Tavi, adik sepupu Chila yang sangat dekat dengannya.Â
"Kenapa ini lebam?" tanya Chila yang langsung tertuju pada tangan kananya.Â
"Oh ... tadi cuman jatuh," katanya sambil mengusap-usap area yang lebam.Â
"Cuman?" tanyanya memastikan dan sang empu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.Â
"Apa nih? Mau jogging?" ejek seseorang dengan tangan yang sudah bertengger di bahu Chila. Chila menepisnya kasar, menarik lengan Tavi dan melenggang pergi dari hadapan mereka.Â
"Siapa tadi?"Â