Terlebih dua pangeran sekolah ini selalu merendahkan Chila, mengganggu ketenangan Chila dan apesnya Chila mendapatkan hal ini setiap jam.Â
"Widih, si nolep udah dapat temen nih," katanya mengejek, setelah berhasil mencomot makanan Chila.
"Chil, pergi yu," ajak Diandra pada Chila.Â
"Ga punya uang? Sampai makanan orang aja kalian rebut," cetus Chila yang otomatis membuat seisi kelas memandangnya.
Primadona sekolah itu termangu, "Bukan ga punya uang beb, kita lagi nabung buat beli kamu kali ya?" Seisi kelas tertawa, Chila merasa aneh kenapa orang-orang menertawai hal konyol seperti itu, tapi karena memang dasarnya bodo amat. Chila memilih melanjutkan acara makannya yang tertunda oleh mereka.Â
Jam pelajaran matematika, mimpi buruk bagi yang terkena ulangan mendadak. Chila yang tidak pernah belajar ini dan belajar hanya saat ulangan saja. Kini bertemu dengan guru yang pelupa tapi keras kepala.
Guru ini bersikeras bahwa beliau telah memberikan informasi dua hari sebelum ujian, di saat mata pelajarannya berlangsung. Murid kelas 1-G mempertanyakan catatan yang biasanya beliau tulis ketika mau mengadakan ujian.Â
Bu Ra mengecek catatan yang ada di ponselnya, dan nama kelas 1-G tidak tertara. Namun, guru ini kekeh untuk melakukan ujian. Padahal dulu Bu Ra membuat perjanjian pada angkatan mereka, jika ada ujian maka akan tertulis di memo itu dan sayangnya Bu Ra juga melupakan perjanjian itu.
Waktu masih berjalan sekitar sepuluh menit, dan kertas di meja guru telah tertumpuk dua buah yang tertuliskan nama Jerry dan Usha. Nama primadona sekolah Dahsyiat.
Dua Primadona itu diizinkan untuk keluar kelas, sedangkan Chila yang berharap cepat selesai karena otaknya juga sudah mulai melepuh hanya bisa menggerutu tak karuan di bangkunya. Nyali sudah terkumpul, doa sudah diperuntukan kepada yang maha kuasa, akhirnya Chila berhasil bebas.Â
"Jangan ngerokok di area sekolah," tegur seorang gadis yang menyandang sebagai ketua osis.Â