Tidak butuh waktu lama bagi si bapak tua pemilik warung, ia mulai meracik kembali komposisi kopi buatanya , menyeduh air, menuangkan ke dalam cangkir yang sama dan selanjutnya menghidangkannya didepan si pemuda .
“ Silahkan nak…cangkir kedamaian yang kedua “ ucapnya
“ Trimakasih ..pak”
Kembali ia menyandingkan secangkir kopi disamping laptopnya , memudahkannya mengapai disela-sela ia menulis, dan rutinitas kejadianpun terulang kembai dari awal dimulai sruputan demi sruputan kecil, diam untuk sesaat, memikirkan sesuatu dan diahiri menarikan jari jemarinya..ia akan terus mengulanginya sampai kopi dalam cangkir kecilnya tinggal menyisakan ampas.
Sudah dua cangkir kopi yang ia habiskan , dengan 4 potong pisang goreng nikmatnya, ia mulai mengairi kegiatanya, menutup laptopnya dan memasukkkannya ke dalam tas ranselnya.
Sedikit ia masih menyuput kopinya memastikan tinggal sisa ampas kopi dalam cangkir kecilnya..
Hari menjelang senja mendung juga mulai menitikkan air hujan perlahan,kota ini tersasa begitu damai, jalan –jalan mulai basah dan bau tanah pun tercium mewangi seiring butiran hujan yang mulai turun.
“ Berapa semuanya pak..?”
“12 ribu saja nak” jawab bapak tua itu
Ia mengeluarkan lembaran uang dari dalam dopetnya pecahan 100 ribu selanjutnya ia berikan, ke bapak tua pemilik warung
“ Kembaliannya buat bapak…trimakasih atas kopi dan pisang yang sangat sangat enak ini” ucapnya