Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mabrur

18 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 18 Juni 2020   16:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Glady on Pixabay.com

Tiba-tiba HP-ku berdering, telepon dari salah satu perawat di rumah sakit mengabarkan kalau Bulik sedang kritis. Aku lalu bergegas menuju ke sana, tak kurasakan lagi lelah yang ada.

Dingin malam bukan lagi menjadi penghalang langkahku mendekati Bulik yang sedang berjuang melawan maut. Letih bukan lagi alasan aku meninggalkan wanita yang telah berjasa dalam hidupku.

Ketika aku baru sampai dan duduk di ruang tunggu, tiba-tiba terdengar panggilan dari pengeras suara yang ditujukan untuk keluarga pasien atas nama Siti Aminah. Aku langsung bangkit, itu adalah nama lengkap Bulik.

Kudatangi ruang pemanggilan itu, seorang perawat memintaku duduk dengan tenang dan sabar, sambil menjelaskan kondisi Bulik yang sudah mulai membaik. Namun tidak menutup kemungkinan akan drop lagi.

Aku lega, tak seperti yang kubayangkan sebelumnya tentang kondisi Bulik. Melangkah ke luar ruangan sambil mengucap syukur, Bulik semakin membaik.

Jarum jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Aku menuju musala untuk bermunajat, memohon kesembuhan yang lebih baik bagi Bulik. Menunggu sekalian hingga salat Subuh, aku baru kembali ke ruang tunggu.

Panggilan kudengar lagi, nama Bulik yang disebut. Namun aku tak begitu khawatir, karena kondisi Bulik sudah mulai membaik.

Begitu perawat duduk dan menyerahkan secarik kertas sambil menjelaskan keadaan Bulik, jantungku berdetak kencang, keringat dingin pun mulai membasahi tubuh.

"Ini kami temukan di genggaman jenazah Ibu Siti Aminah, almarhumah sudah berhaji dan insyaallah mabrur," kata perawat sambil menunjukkan kertas bertuliskan


[Bulik sudah berangkat haji, Nduk. Doakan mabrur, ya.]

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun